Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun @AndiArief_AA Bantah Pernah "Berkicau" dalam Twitter yang Dilaporkan Pendukung Ahok

Kompas.com - 14/12/2016, 07:55 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akun yang diduga milik mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Arief (@AndiArief_AA), membantah pernah "berkicau" dengan nada kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA yang kini dilaporkan oleh Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja).

Andi Arief men-tweet serentet bantahan sejak Selasa malam (13/12/2016).

"Saya akan lapor balik, saya tidak pernah mentuit yang di maksud," tulis akun itu.

 

Andi menuding tweet yang dilaporkan itu direkayasa oleh pendukung Ahok yang seolah-olah di-tweet-kan dari akun Twitternya. Ia meminta masyarakat mengabaikan laporan itu dan memeriksa apakah tweet provokatif itu ada di linimasanya.

"Silahkan periksa tuit saya 2 desember 2016, ini model baru rekayasa tuit untuk dilaporkan, Ahoker kalap."

"Modus baru ahoker membuat tuit palsu, lalu dilaporkan polisi." ("Abaikan saja laporan palsu ahoker soal saya, akan saya hadapi."

"@Alisan_di89 silahkan aja, cari dokter forensik paling canggih."

Andi Arief resmi dilaporkan dengan nomor LP/6099/XII/2016/PMJ/Dit Reskrimsus atas tweet-nya itu oleh Kotak Adja.

Ketua Kotak Adja, Muannas Alaidid menyesalkan tindakan Andi Arief, yang merupakan mantan aktivis 98 dan mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diduga telah menyebarkan kebencian dan permusuhan bernada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Muannas Alaidid, menilai Ahok berpotensi dikambinghitamkan akibat tweet Andi. Menurutnya, tweet tanggal 2 Desember 2016 itu mampu membuat opini publik yang menyudutkan Ahok ketika terjadi penyerangan terhadap etnis tionghoa.

Kompas TV Waspada Jerat Hukum Bagi Pengguna Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com