Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Januari 2017, Semua Bus AKAP di Jakarta Timur Wajib Masuk Terminal Pulogebang

Kompas.com - 27/12/2016, 09:53 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Sigit Wijatmiko mengatakan, semua bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) yang melintas dari dan menuju Jakarta Timur diwajibkan beroperasi dari Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.

Sigit menjelaskan, aturan itu akan berlaku per 28 Januari 2017 atau satu bulan setelah soft launching Terminal Pulogebang yang rencananya dilakukan pada Rabu (28/12/2016).

Sigit menambahkan, aturan itu telah disepakati saat rapat dengan Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan DKI, Ditlantas Polda Metro Jaya, dan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta.

"Mendengar arahan langsung oleh Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya) bahwa per tanggal 28 Januari, semua bus AKAP, in out-nya di Terminal Pulogebang," ujar Sigit saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/12/2016).

(Baca: Fasilitas di Terminal Pulogebang Terus Diperbaiki)

Untuk memaksimalkan pelayanan di terminal tersebut, Kementerian Perhubungan akan menyiapkan feeder yang akan ditempatkan di sejumlah kawasan yang menjadi titik pelayanan penumpang.

Daerah itu di antaranya Bekasi, Kalimalang, serta di Terminal Pulogadung. Pihaknya juga tengah berupaya untuk memberantas terminal bayangan yang biasanya ditemukan saat menuju Terminal Pulogebang.

Adanya terminal bayangan juga dikeluhkan para awak bus dan membuat mereka enggan dipindahkan ke Terminal Pulogebang.

Sigit mengatakan, bagi AKAP yang tidak mematuhi aturan itu, Dinas Perhubungan DKI tidak hanya akan menghentikan izin trayek bus, tetapi juga mengancam mencabut izin pengoperasian bus.

Untuk sementara, Dinas Perhubungan DKI masih mewajibkan bus AKAP dari Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk beroperasi di Terminal Pulogebang.

"Kalau mereka setelah tanggal 28 Januari masih mengoperasikan (di luar Terminal Pulogebang), maka akan dicabut izin PO-nya. Bukan hanya izin trayek, melainkan PO-nya," ujar Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com