JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiga calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Jumat (13/01/2016) lalu, telah memaparkan sejumlah program, termasuk terkait tema penegakan hukum.
Mereka menyampaikan itu saat debat yang diselenggarakan KPUD Provinsi DKI Jakarta, dan disiarkan langsung sejumlah stasiun televisi.
Debat itu juga disaksikan warga Pulomas, yang pada 26 Desember 2016 lalu dikagetkan dengan adanya peristiwa perampokan yang juga menewaskan enam orang. Warga Pulomas pun berharap ada perbaikan untuk Jakarta, terutama di bidang keamanan.
"Mudah-mudahan Gubernur yang terpilih nanti membuat Jakarta lebih aman. Entah bagaimana pun caranya nanti dan warga tidak kecewa," kata Madi(36), petugas keamanan di RW 13, Pulomas Barat, Jakarta Utara, kepada Kompas.com, Senin(16/01/2016).
Hal senada diutarakan pula Muri (22), salah satu petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau biasa dikenal pasukan oranye.
"Semoga keamanan di Ibu Kota lebih ditingkatkan lagi," ujar dia.
Muri sudah setahun ini bertugas membersihkan daerah Pulomas. Dia berasal dari satuan PPSU di kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur.
Selama ini, Muri mengenal Pulomas sebagai daerah yang aman, jauh dari kesan wilayah rawan perampokan.
"Daerah ini tidak pernah kejadian perampokan. Kemarin itu baru pertama kali terjadi, " ujar Muri.
(Baca juga: Begini Kondisi di Pulomas, Tiga Minggu Usai Perampokan Maut)
Perampokan yang terjadi di rumah milik Dodi Triono memang mengejutkan warga Ibu Kota. Apalagi, perampokan yang dilakukan pelaku 25 Desember 2016 itu dilakukan dengan menyekap 11 orang, yang kemudian menewaskan enam orang.
Peristiwa itu sendiri baru diketahui warga lain pada esok harinya. Namun, saat ini polisi telah membekuk empat perampok. Salah satu pelaku, Ramlan Butarbutar tewas dalam penangkapan karena berusaha melawan.
(Baca juga: Detik-detik Penyekapan dan Perampokan di Pulomas)