Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Gratis di Lokasi Kampanye Djarot Dibubarkan Massa, PDI-P Akan Lapor ke Bawaslu

Kompas.com - 16/01/2017, 22:49 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning mengatakan kegiatan pengobatan gratis yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDI-P dibubarkan sekelompok massa.

Kegiatan itu berlangsung di Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Minggu (15/1/2016). Ribka menyebut kelompok massa itu membubarkan paksa kegiatan pengobatan gratis saat masih banyak warga mengantre.

"Dilakukan oleh sekelompok orang yang menggunakan atribut dan bendera keagamaan tertentu," ujar Ribka, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (16/1/2017).

Ribka menuturkan, kegiatan pengobatan gratis itu dihadiri  calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Saat Djarot meninjau kegiatan tersebut, kelompok massa itu belum datang.

Kemudian, pada saat Djarot meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.15 WIB, seluruh anggota polisi turut bersama rombongan Djarot untuk menjaga kampanye Djarot di lokasi selanjutnya.

"Tempat pengobatan gratis hanya dijaga dua polisi dan dua anggota Bawaslu. Sekelompok massa dengan atribut dan bendera agama tertentu melakukan aksi mengecam acara pengobatan gratis," kata Ribka.

Sekelompok massa itu berteriak dan meminta pengobatan gratis yang dilakukan Baguna DPP PDI-P dibubarkan. Mereka juga meminta warga untuk tidak berobat dalam kegiatan tersebut karena sudah ada puskesmas.

"Awalnya teriakan dan berangsur menggunakan cara kekerasan. Mobil-mobil Baguna yang diparkir mulai ditendangi," ungkap Ribka.

Tak hanya itu, massa juga meminta Ribka dan anggota DPR RI Irene membuka baju kotak-kotak yang mereka kenakan. Namun, mereka enggan melepasnya.

"Dua Polisi dan dua anggota Bawaslu tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan tindakan anarkis sekelompok orang yang menentang acara pengobatan gratis itu," kata Ribka.

Untuk menghindari situasi makin memanas, Ribka memutuskan mengakhiri pengobatan gratis tersebut sekitar pukul 14.00 WIB. Padahal, kata Ribka, masih banyak warga yang antre untuk diperiksa dan mendapatkan obat. Atas kejadian tersebut, Ribka akan melapor ke Bawaslu DKI Jakarta.

"Akan melaporkan ke Bawaslu melalui Ketua Bidang Hukum DPP PDI-P yang di Ketuai Trimedya Panjaitan agar kejadian ini diproses sesuai dengan ketentuan hukum," kata Ribka.

Kompas TV Inilah Visi Misi Cagub dan Cawagub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com