JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengaku tengah belajar memperbaiki tutur katanya yang dinilai kasar oleh banyak orang.
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut awalnya berpikir tak masalah bertutur kata kurang sopan. Sebab, menurut dia, yang terpenting adalah jujur dan tidak korupsi.
Kendati demikian, ia kini sadar bahwa pejabat publik tidak boleh bicara kasar.
"Tidak, yang namanya pejabat publik enggak boleh ngomong kasar, kotor. Ini pejabat publik," kata Ahok di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).
(Baca juga: Ahok dan Setya Novanto Hadiri Acara "Bersyukur Jakarta")
Akibat perkataannya, Ahok menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama. Ahok sempat mengutip surat Al Maidah ayat 51 saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu. Ahok menyadari, ia harus belajar bertutur kata.
"Saya sadar betul, kami seperti showcase dan anak-anak akan meniru. Saya punya masalah dari dulu, lupa kalau saya ini sudah jadi gubernur," kata Ahok.
Sebelumnya, Ahok mengatakan bahwa ia telah mencoba untuk bertutur kata sopan saat mengikuti debat publik cagub-cawagub perdana yang digelar KPU DKI Jakarta, Jumat (13/1/2017).
(Baca juga: Cerita Ahok Batal Kampanye demi Jenguk Warga Tangsel Penderita Leukemia)
Ahok mengaku mencoba menahan emosinya ketika pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur lainnya mencontek programnya.
"Jadi, saya juga perlu didoakan, kadang-kadang saya panas juga, perlu 'disemprot' juga. Tetapi, karena doa orang banyak, Ahok sekarang versi baru," kata Ahok saat itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.