Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median: Kinerja Bukan Satu-satunya Faktor yang Pengaruhi Pilihan Pemilih

Kompas.com - 06/02/2017, 16:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Media Survei Nasional (Median) Sudarto mengatakan, faktor kinerja tidak lagi jadi pertimbangan utama warga Jakarta dalam memilih jagoan mereka pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sudarto menyampaikan hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Median.

"Ternyata, kinerja bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan orang memilih kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Justru faktor terbesarnya adalah isu-isu yang beredar di masyarakat melalui bantuan teman-teman media," kata Sudarto di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).

(Baca juga: Survei Median: Agus-Sylvi 26,1 Persen, Ahok-Djarot 29,8 Persen, Anies-Sandi 27,8 Persen)

Survei Median menyasar 800 orang responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Metode pemilihan sampel dilakukan secara random dengan teknik multistage random sampling.

 

Adapun margin of error dalam survei ini plus minus 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei ini dibiayai secara mandiri oleh pihak Median. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 29 Januari sampai 2 Februari 2017.

Sudarto menyampaikan, hanya 3,6 persen responden yang menilai visi-misi serta program kerja pasangan calon merupakan hal penting sebagai pertimbangan dalam memilih cagub-cawagub.

Berdasarkan hasil survei tersebut, 22,5 persen responden mengaku dipengaruhi isu yang berkaitan dengan agama dalam menentukan pilihan, 20,1 persen dipengaruhi isu tentang korupsi, 17,5 persen mengenai kemampuan kerja paslon, 8,6 persen tentang penampilan dalam debat, 6,6 persen mengenai isu negatif calon, dan 4,5 persen jika diberi sesuatu oleh paslon.

Sementara itu, 16,6 persen responden lainnya memilih tidak menjawab.

"Itu ragam pilihan responden ketika ditanya apa yang paling memengaruhi Anda untuk mengubah pilihan Anda dalam Pilkada DKI saat ini. Pertanyaannya ini termasuk pertanyaan terbuka, dengan jawaban yang kami klasifikasi ke dalam beberapa topik tersebut," tutur Sudarto.

(Baca juga: Median: Elektabilitas Ahok-Djarot Naik karena Isu Penodaan Agama Mengendur)

Ke depannya, Sudarto memprediksi, paslon yang dapat bertahan dan memenangkan Pilkada DKI 2017 adalah mereka yang bisa menangani dan menyikapi berbagai isu miring.

Jika paslon terus menerus diterpa isu negatif, kata dia, besar kemungkinannya mereka tidak dipilih oleh warga.

"Pasangan mana yang kemudian isunya dipaparkan secara masif dan intens, dia punya kemungkinan menang agak tipis dibandingkan dengan pasangan yang tidak dipaparkan isunya secara intens dan masif," ujar Sudarto.

Kompas TV Perang Survei, Penyokong Calon? - AIMAN Episode 101 Bagian 4
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com