Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" yang Tak Diaku Ahok sebagai Kampanye

Kompas.com - 07/02/2017, 11:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, kegiatan calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kerap tak diketahui.

Bahkan, petugas panitia pengawas lapangan (PPL) Kecamatan beberapa kali tak mengetahui kegiatan Ahok. Padahal, kegiatan kampanye harus diberitahukan kepada kepolisian dengan tembusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

Tak hanya petugas Panwascam yang tak mengetahui, warga setempat juga kerap terkejut dengan kedatangan Ahok.

Ahok menyebut kegiatannya itu bukan termasuk kampanye, melainkan blusukan seperti yang sebelumnya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

"Dia mau turun langsung, cek kalau ada warga yang komplain banjir segala macam. Setelah mendengar aduan warga, dia minta ajudan atau stafnya mencatat," kata Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, kepada wartawan, Selasa (7/2/2017).

Dia mengakui ada beberapa kegiatan blusukan Ahok yang tak dilaporkan. Sebab, kata dia, blusukan Ahok itu tidak termasuk kampanye. Meskipun saat blusukan, Ahok menggunakan kemeja kotak-kotak. Kemudian berfoto dengan mengacungkan dua jari, serta membagi-bagikan buku "A Man Called Ahok" dan "7 Dalil Umat Islam DKI dalam Memilih Gubernur".

Selama blusukan, Ahok kerap berkomunikasi dengan warga. Dia menyosialisasikan berbagai program Pemprov DKI Jakarta, seperti pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), vaksin untuk anak-anak, Kartu Jakarta Pintar (KJP), transjakarta gratis, dan lain-lain.

"Kalau kampanye kan sudah sediain panggung, kontak RT/RW. Kalau yang ini kan lihat hasil pembangunan, melihat apa adanya, enggak direkayasa," kata pria yang akrab disapa Toni tersebut.

Dia mengatakan, blusukan ini sekaligus untuk memetakan masalah dan daerah yang masih terendam banjir. Dalam menentukan lokasi blusukan, kata Toni, tim pemenangan memberi masukan.

Selain itu, staf pribadi Ahok yang telah lama mengikutinya juga memberi masukan lokasi blusukan. Di sisi lain, dia mengakui, kegiatan blusukan ini juga kerap membuat relawan di lapangan bertanya-tanya.

"Relawan tanya, kok (Ahok blusukan) enggak dikasih tahu. Karena ini memang enggak kampanye," kata Toni.

Adapun definisi kampanye berdasarkan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2016 tentang Kampanye adalah kegiatan menawarkan visi misi atau informasi lain dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang bertujuan mengenalkan dan meyakinkan pemilih.

Sebelumnya, kegiatan blusukan Ahok yang tak berizin seperti saat blusukan di Semper Barat Jakarta Utara, Lubang Buaya Jakarta Timur, dan Kalideres Jakarta Barat.

Kompas TV Ahok Sindir Komentar AHY Soal Kasus Sylviana Murni
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com