Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Masyarakat Bisa Nilai Titik Banjir di Jakarta Semakin Bertambah atau Menurun

Kompas.com - 22/02/2017, 13:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tak mempermasalahkan terjadinya peristiwa banjir saat dirinya maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Djarot yang juga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, masyarakat ibu kota dapat menilai kinerja dirinya bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Sehingga masyarakat bisa menilai apakah titik banjir dan genangan dari tahun ke tahun semakin menurun atau semakin meningkat," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Djarot menyebut, berdasarkan hasil evaluasi, titik banjir semakin berkurang. Termasuk dengan lamanya banjir merendam pemukiman warga.

"Jadi sudah ada penurunan secara drastis. Titik banjir semakin berkurang drastis," kata Djarot.

Dia mengatakan, banjir yang merendam pada tahun 2017 ini merupakan siklus banjir lima tahunan. Mulai dari tahun 2002, 2007, 2012, hingga 2017. Hanya saja, Djarot meminta agar banjir tahun 2017 tidak dibandingkan dengan banjir yang merendam rumah warga pada tahun 2007 atau 2012.

"Bandingkan saja dengan banjir tahun 2015 atau tahun 2016, itu (titik banjir) sudah mulai sangat berkurang," kata Djarot.

Melalui peristiwa ini, Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan evaluasi serta semakin gencar untuk melaksanakan normalisasi sungai, memasang dinding turap atau sheetpile.

Kemudian pengerukan sungai, pendalaman saluran-saluran penghubung, dan lain-lain. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, kasus banjir di Jakarta pada 2016 berkurang dibandingkan dengan 2015. (Baca: Video PHL Menyelam di Got Berair Hitam Saat Banjir Beredar di Medsos)

Berdasarkan catatan BPBD DKI Jakarta, pada periode Januari-Agustus 2016, ada 700 kasus banjir. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2015, tercatat ada 889 kasus. Rinciannya, pada 2015, terjadi 221 kasus pada Januari, 613 kasus pada Februari, 30 kasus pada Maret, 18 kasus sepanjang April, serta 8 kasus sepanjang Mei.

Kemudian selama tiga bulan berikutnya, yakni Juni, Juni, dan Agustus 2015, tidak ada kasus banjir di Jakarta.

Sementara itu, pada 2016, selama Januari, ada 26 kasus banjir yang terjadi. Kemudian 231 kasus pada Februari, 93 kasus pada Maret, 134 kasus sepanjang April, 26 kasus pada Mei, 49 kasus sepanjang Juni, 59 kasus sepanjang Juli, dan 82 kasus pada Agustus. (Baca: Pantau Banjir di Kali Betik, Petugas PPSU Hanyut bersama Motornya)

Kompas TV Meskipun dilanda banjir pasangan sejoli tetap melangsungkan pernikahannya di Kantor Urusan Agama, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com