Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pleno KPU Jaktim, Saksi Cagub-Cawagub Keluhkan Sikap KPPS hingga Lokasi TPS

Kompas.com - 23/02/2017, 14:26 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta yang diselenggarakan KPU Jakarta Timur, saksi dari pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta mengeluhkan sejumlah persoalan yang terjadi pada saat pencoblosan Rabu (15/2/2017).

Saksi dari pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Eko, menjelaskan beberapa persoalan.

Eko mengatakan bahwa tidak semua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) memahami Surat Edaran KPU DKI Jakarta Nomor 162/KPU-Prov-010/II/2017 tentang Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.

"Di beberapa tempat mengerti, di lain tempat terlambat infonya dan tidak memahami," ujar Eko dalam rapat pleno di Hotel Maxone Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2017).

Salah satu keluhan yang disampaikan yakni ada KPPS yang mempersoalkan pakaian saksi Ahok-Djarot yang memakai baju kotak-kotak. Sementara saksi dua pasangan calon lainnya yang juga menggunakan pakaian khas mereka tidak dipersoalkan oleh KPPS.

Selain itu, Eko juga mengeluhkan adanya pemilih-pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak mendapatkan formulir C6 atau pemberitahuan memilih. Saksi Ahok-Djarot lainnya, Hendar, juga mengeluhkan soal C6.

"Enggak bawa C6 disuruh pulang lagi. Kedua, ada dua TPS sebagian pemilih di C6 tidak mencantumkan di TPS mana dia mencoblos. Artinya saya bisa menyimpulkan KPPS ini salah," kata Hendar dalam kesempatan yang sama.

Hendar merekomendasikan agar KPPS yang bermasalah itu dievaluasi atau diganti apabila berpotensi tidak bekerja dengan baik jika dilangsungkan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Sementara itu, saksi pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Rachmat, mengeluhkan soal pemindahan TPS yang mendadak karena adanya larangan mendirikan TPS di dalam kompleks TNI.

"Mengenai lokasi TPS yang tidak bisa di tempat biasa. Mohon klarifikasi yang biasa di dalam kompleks terus tiba-tiba enggak ada," ujar Rachmat. (Baca: Semua KPPS yang Bermasalah Akan Diganti pada Putaran Kedua Pilkada DKI)

Selain itu, dia juga menyampaikan saksi-saksi Agus-Sylvi di tiap TPS tidak menerima sebaran penerima surat keterangan di setiap kelurahan.

Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Komisioner KPU Jakarta Timur Deden Fachruddin mengatakan, surat edaran tentang pemungutan dan penghitungan suara memang disampaikan beberapa hari sebelum pencoblosan.

Namun, KPU Jakarta Timur sudah melakukan bimbingan teknis terkait isi surat edaran tersebut jauh sebelum hari pencoblosan. Deden mengakui ada perbedaan pemahaman KPPS dari yang disampaikan di dalam bimtek.

"Pemahaman ini yang memang nanti kami perbaiki di putaran kedua. Kami tidak tutupi karena ada teman-teman kami (KPPS) yang salah persepsi," kata Deden. (Baca: Ada Perbedaan 22.384 Total Perolehan Suara dengan Jumlah Suara Sah di Pilkada DKI)

Ketua KPU Jakarta Timur Nurdin juga menyampaikan hal serupa. KPU akan melakukan bimtek yang lebih masif jika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta digelar.

"Kami juga minta masukan ke depan terkait KPPS yang memiliki persoalan. Kami akan bina dan informasikan lebih detail, termasuk yang di Panwas diproses seperti apa, tindaklanjutnya akan kami ikuti," ujar Nurdin.

Sementara terkait pemindahan lokasi TPS di kompleks TNI, kata Nurdin, hal itu harus dilakukan karena adanya perintah dari TNI soal larangan pendirian TPS. Jika ada putaran kedua, KPU akan mencari lokasi TPS yang lebih representatif, meskipun tetap tidak bisa di dalam kompleks TNI. (Baca: Larangan Dirikan TPS di Kompleks TNI Persulit Warga Gunakan Hak Pilihnya)

Kompas TV Pilkada serentak yang terjadi di ibu kota DKI Jakarta masih meninggalkan berbagai catatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com