Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemunculan Agus Yudhoyono dan Keputusannya untuk Netral di Putaran Kedua

Kompas.com - 20/03/2017, 12:07 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah lama tak terlihat, calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni muncul dengan menjawab sejumlah pertanyaan masyarakat.

Agus-Sylviana merupakan kandidat cagub-cawagub yang tidak lolos untuk masuk putaran kedua pada Pilkada DKI Jakarta. Saat melakukan pertemuan dengan relawan pendukungnya, Agus mengatakan bahwa ia telah "move on" dari kekalahannya pada Pilkada DKI Jakarta.

Agus menyampaikan hal itu sebagai jawaban atas pertanyaan yang beredar di masyarakat soal kekalahannya. Agus juga menyampaikan bahwa Sylviana juga tak lagi memikirkan soal kekalahan mereka.

"Ini AHY sudah move on belum? Jangan-jangan masih sedih. Saya jawab saya sudah move on. Saya yakin kalau melihat senyum Bu Sylvi, pasti sudah move on (juga)," ujar Agus saat mengadakan pertemuan dengan relawan pendukungnya di Ballroom Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2017).

Agus mengaku bahwa dia sempat kecewa atas kekalahannya itu. Namun, kekecewaan itu menurut Agus suatu hal yang wajar. Kekecewaan itu, kata Agus menunjukkan bahwa dia dan Sylviana benar-benar berjuang. Namun, Agus masih enggan menyampaikan rencananya usai gagal mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Agus hanya mengatakan bahwa ia dan Sylviana tetap akan melakukan kegiatan yang memiliki esensi sama dengan apa yang dia dan Sylvi lakukan saat ini.

"Saya punya peluang baik di berbagai bidang. Di mana pun saya, saya akan mendarmabaktikan hidup saya. Bagi saya perjalanan saya masih jauh ke depan. 15 Februari bukan akhir tapi awal perjalan panjang," ujar Agus.

Soal masa depan Agus, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo membantah isu yang menyebut Agus akan diusung pada Pilkada Jawa Timur 2018 setelah gagal melaju ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut Roy, Agus kini tengah dipersiapkan untuk memikul tugas yang lebih besar. Saat ditanyakan, apakah tugas besar itu ialah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, Roy enggan menjawab.

Roy juga enggan menjawab soal isu bahwa Agus akan menjadi kader Demokrat, Roy meminta agar hal itu langsung ditanyakan kepada Agus.

"Enggak, enggak, lebih kepada nanti tugas yang lebih besar. Tunggu tanggal mainnya," ujar Roy Agus menegaskan, ia tidak akan mengarahkan relawan pendukungnya untuk memilih salah satu pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur yang berkompetisi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.(Baca: Roy Suryo Sebut Agus Yudhoyono Dipersiapkan untuk Tugas Besar)

Hal itu juga sejalan dengan keputusan partai politik pendukung Agus-Sylviana, Partai Demokrat yang memilih untuk non-blok atau tidak mendukung kandidat manapun.

Agus menyerahkan pilihan kepada masing-masing relawan. Hal itu disampaikan karena ia menilai bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua bukan lagi pertarungan Agus bersama relawannya.

Hal itu, kata Agus, ditandai saat ia menyatakan kekalahannya pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama. Meski enggan mengarahkan pilihan, Agus meminta kepada para pendukungnya untuk memilih pasangan calon yang benar-benar menjunjung tinggi etika dan demokrasi.

"Tentu kurang bijak ketika saya mengatakan saya ingin membawa sekian ratus ribu pemilih Agus-Sylvi untuk mendukung nomor dua atau tiga. Itu hak individu," ujar Agus.

Agus-Sylviana kalah pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama. Agus-Sylviana hanya memperoleh suara sebanyak 937.955 suara atau sekitar 17,05 persen. (Baca: Agus: 15 Februari Bukan Akhir, tetapi Awal Perjalanan Panjang)

Kompas TV Demokrat Tak Dukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com