Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Rumah Baca Panter Digusur, Anak Jalanan Jadi "Liar" Kembali

Kompas.com - 27/03/2017, 21:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Penggusuran yang terjadi terhadap rumah baca Paguyuban Terminal (Panter) di Terminal Depok dinilai dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak jalanan yang dulunya aktif beraktivitas di tempat tersebut.

Sebab, kini banyak di antara mereka yang kembali ke kehidupan lamanya. Ditemui Kompas.com pada Senin (27/3/2017), ketua paguyuban terminal, Agus Kurnia (52) memperlihatkan lokasi lahan yang dulu menjadi lokasi tempat berdirinya rumah baca Panter.

Kini lokasi tersebut sudah rata dengan tanah karena terkena dampak rencana proyek revitalisasi Terminal Depok. Agar aktivitas tak terhenti, Agus kemudian mendirikan sebuah gubuk yang lokasinya sejajar dengan warung-warung semi permanen yang lokasinya masih di sekitar area terminal.

Baca: Rumah Baca Panter Mengharapkan Bantuan dari Pemerintah

Di tempat itulah, anak-anak jalanan yang masih tersisa biasa menimba ilmu dari para relawan rumah baca Panter.

"Yang memprihatikankan anak-anak yang sudah kita bina kembali ke habitatnya. Jadi "liar" kembali. Dulu waktu masih ada terminal, Alhamdulillah, pada "jinak" Pada punya aktivitas," kata pria yang akrab disapa Abah ini.

Agus menuturkan, rumah baca Panter didirikan pada sekitar 2004. Para pengajarnya kebanyakan adalah para mahasiswa yang sedang menimba ilmu di kampus-kampus yang ada di sekitar Depok, seperti dari Universitas Indonesia ataupun Universitas Pancasila.

Baca: Pemkot Depok Janji Carikan Lahan Pengganti untuk Rumah Baca Panter

Menurut Agus, selama berdiri, tidak sedikit prestasi yang berhasil ditorehkan anak-anak jalanan yang beraktivitas di rumah baca Panter. Agus kemudian mencontohkan adanya anak yang berhasil menjadi juara lomba menyanyi antar anak jalanan se-Jabodetabek.

Selain itu ada pula anak yang disebutkan pernah masuk lima besar lomba pencarian bakat anak-anak yang diadakan sebuah stasiun televisi.

"Banyak yang sudah bisa keluar dari dunia lamanya. Dapat kerja, punya penghasilan. Ada yang jadi satpam," ucap Agus.

Menurut Agus, pihaknya tidak menentang adanya rencana revitalisasi Terminal Depok. Namun, pihaknya juga berharap ada perhatian pemerintah terhadap nasib rumah baca Panter.

"Kita mendukung program pemerintah. Tapi juga berharap nasib yang ini diperhatikan," ujar Agus.

Baca: Semangat Belajar Anak Jalanan di Rumah Baca Panter Depok

Kompas TV Pemulung di Palu Ini Dirikan Rumah Baca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com