Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerjemah Bahasa Isyarat dalam Debat Pilkada DKI, Kerja Total Demi Suara Penyandang Tuna Rungu

Kompas.com - 13/04/2017, 11:34 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta tetap mengakomodasi kebutuhan warga penyandang tuna rungu atau gangguan pendengaran dengan menyediakan penerjemah bahasa isyarat dalam acara debat calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Rabu (12/4/2017) malam.

Perkumpulan Penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia atau Indonesian Sign Language Interpreters (Inasli) ditunjuk untuk menyediakan penerjemah-penerjemah itu. Sasanti Soegiarto, Edik Widodo, dan Pinky, kemudian dipilih menjadi penerjemah ucapan cagub-cawagub dalam debat ke bahasa isyarat.

"KPU dituntut untuk memberikan akses yang sama lho. Satu suara saja berpengaruh lho," ujar Edik, kepada Kompas.com, di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (13/4/2017).

(baca: Mengenal Penerjemah Debat Cagub-Cawagub DKI yang Ekspresif)

Edik mencontohkan pada Pilkada Banten 2017. Pasangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief kalah perolehan suara hanya sekitar 1 persen dari pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy.

"Itu di Banten, apalagi di Jakarta 0,5 persen suara saja berpengaruh," ujar Edik.

Selain itu, penyandang disabilitas seperti tuna rungu juga menjalankan kewajiban yang sama seperti warga lainnya. Edik mengatakan mereka sama-sama membayar pajak demi pembangunan di Jakarta.

Sudah seharusnya, kata Edik, mereka mendapatkan hak yang sama dengan warga Jakarta lainnya.

"Bayar pajak PBB, motor, sama-sama tidak didiskon. Makan pun sama-sama kena pajak. Maka dalam hal pelayanan harus sama juga. Kesetaraan hak ya seperti itu," ujar Edik.

(baca: Kendala Teknis dan Debat Pilkada DKI 2017 )

Selama debat berlangsung, Edik menggunakan ekspresi-ekspresi yang mencolok saat menerjemahkan ucapan cagub-cawagub ke dalam bahasa isyarat. Dia mengatakan hal itu dilakukan agar para tuna rungu mengerti maksud yang disampaikan dua pasangan calon tersebut.

Edik tidak peduli jika aksinya menjadi bahan olokan.

"Dari pada kami jaim tapi mereka enggak mengerti. Orang lain bilang kami konyol, enggak apa-apa itu harga yang harus kami bayar, yang penting pesannya sampai," ujar Edik.

Kompas TV Pada akhir debat, kedua calon gubernur DKI Jakarta menyampaikan permintaan maaf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com