Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedah Rumah Tersendat, Taufik Nilai Perlu Diaudit

Kompas.com - 27/04/2017, 12:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai, perlu dilakukan audit terhadap program bedah rumah yang kini sudah berjalan di Cilincing, Jakarta Utara.

Taufik menyampaikan hal tersebut dalam menanggapi tersendatnya program bedah rumah.

Adapun bedah rumah merupakan program renovasi rumah warga yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI pada 17 April 2017.

Meski diluncurkan oleh Pemprov DKI, anggaran untuk perbaikan rumah berasal dari corporate sosial responsibility (CSR) perusahaan swasta.

"Karena waktu itu Sekda (Saefullah) yang mengatakan itu program percobaan, dari CSR. Kalau CSR duitnya ada dong. Kenapa itu enggak kelar? Mesti diaudit dong," ujar Taufik saat ditemui di Kantor DPW Partai Gerindra Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).

(Baca juga: Taufik Minta Ahok Tanggung Jawab Selesaikan Program Bedah Rumah)

Tercatat, ada 10 rumah di Jalan Cilincing Lama I, RT 02 dan 015 RW 03 Kelurahan Cilincing yang dibongkar saat peluncuran program pada 17 April lalu.

Pada awalnya, perbaikan tiap satu rumah ditargetkan selesai dalam lima hari. Namun, saat Kompas.com menyambangi rumah-rumah tersebut pada Rabu (26/4/2017), nampak belum ada pengerjaan yang dilakukan.

Belum ada rangka rumah yang dibentuk atau tiang penyangga yang dipasang. Hanya terlihat puing-puing rumah yang masih berserakan.

Taufik menilai, dari awal program bedah rumah adalah program dadakan yang tidak terencana dengan baik.

Ia bahkan menuding program tersebut merupakan kampanye terselubung Ahok menjelang hari pencoblosan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Karena itu, ia menilai Ahok merupakan orang yang harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan rumah-rumah warga yang sudah dibongkar.

"Itu sangat merugikan kalau tidak dilanjutkan. Saya kira itu sangat memalukan cara-cara begitu," ujar Taufik.

Seorang petugas PPSU, Irfan, mengatakan bahwa pembangunan rumah itu masih terkendala ketersediaan bahan bangunan.

Menurut Irfan, sejak 17 April lalu, para petugas masih menunggu bahan bangunan tiba di lokasi.

Kompas.com mencoba mendatangi posko yang dijadikan tempat untuk menyimpan bahan bangunan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com