Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Jakarta Jomblo, Program Turunan dari OK-OCE dan Rumah DP Nol

Kompas.com - 03/05/2017, 09:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sedang menyiapkan sebuah program unik yang rencanannya akan mereka realisasikan jika nantinya menjabat.

Nama programnya adalah Kartu Jakarta Jomblo. Kartu Jakarta Jomblo sendiri adalah program yang bertujuan untuk memastikan agar setiap individu atau warga Jakarta bisa punya pasangan hidup dan tidak lagi hidup sendiri.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nantinya akan memfasilitasi sebuah kegiatan yang rencanannya akan dipusatkan di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di tiap-tiap permukiman warga.

"Misalnya nonton bioskop murah, kemarin kita sudah launching. Jadi jomblowan joblowati ada acara nobar, silahkan. Nanti di RPTRA kan sudah dibangun, tapi kurang kegiatan. Gimana kalau adakan program taaruf, taaruf massal. Jadi mereka datang yang jomblo, terus ada kegiatan game misalnya, catur atau game bakiak," ujar Sandi saat ditemui usai menghadiri sebuah acara di GOR Otista, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (2/5/2017).

Baca: Sandiaga Akan Luncurkan Kartu Jakarta Jomblo, Apa Itu?

Sandi menjelaskan program Kartu Jakarta Jomblo merupakan program turunan dari program One Kecamatan One Center Enterpreneurship (OK-OCE) dan Rumah DP Nol, dua program yang selalu digaungkan Anies-Sandi saat kampanye Pilkada DKI 2017.

Sandi menyebut ide awal dari program ini muncul saat Anies membaca tulisan yang ada di situs opini.id. Dalam program OK-OCE, Anies-Sandi berjanji akan mengatasi pengangguran dengan pemberdayaan warga menjadi wirausahawan.

Sedangkan dalam program Rumah DP Nol, mereka berjanji akan menyediakan hunian terjangkau bagi warga menengah ke bawah. Sandi berkeyakinan status pekerjaan dan kepemilikan rumah akan bisa membantu warga untuk mendapatkan jodoh.

"Karena mereka bisa menyiapkan lapangan kerja yang baik. Karena begitu mereka memiliki penghasilan, calon mertua itu akan jauh lebih membuka sebuah impresi yang positif terhadap calon mantunya."

Baca: Ditanya soal Pojok Taaruf, Djarot Menahan Tawa dan Sarankan Sandiaga Pahami Fungsi RPTRA

"Rumah DP 0 itu juga memastikan para calon menantu akan PD (percaya diri) menghadapi calon mertua karena 'ternyata saya punya rumah lho'. Jadi ngelamar anaknya itu sudah dengan tingkat kepedean karena punya rumah tinggal. Ketimbang di 'pondok mertua indah," ujar Sandi.

Menurut Sandi, dalam program Kartu Jakarta Jomblo, nantinya akan ada kartu khusus yang hanya berlaku enam bulan. Enam bulan merupakan periode waktu yang dimiliki oleh individu yang melajang untuk segera mendapatkan jodohnya.

"Sebenarnya ada waktu yang fix gitu, enam bulan, atau mungkin bisa perpanjang jadi total setahun. Karena kalau enggak, dia harus keluar dari ekosistem itu. Dia enggak boleh nyaman menjomblo. Karena suatu saat kan harus berpasangan," ucap Sandi.

Kompas TV Aplikasi perjodohan baru bernama Hater sedang hits di Amerika Serikat. Aplikasi ini digunakan untuk mencari pasangan sesama pembenci tokoh atau kondisi tertentu dan dibuat untuk para jomblo yang ada di negeri Paman Sam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com