Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tamim Pardede Diduga Hina Presiden, Pihak Keluarga Tak Banyak Bicara

Kompas.com - 08/06/2017, 17:07 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Tamim Pardede, terduga pelaku penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian di media sosial, enggan berkomentar banyak soal penangkapan terhadap Tamim yang dilakukan Bareskrim Polri.

Adik Tamim, Citra, mengatakan bahwa saat ini pihak keluarga masih belum mau mengeluarkan pernyataan soal penangkapan serta dugaan penghinaan Presiden dan Kapolri yang disangkakan kepada Tamim tersebut. 

Citra mengatakan, pihak keluarga masih fokus untuk menyelesaikan kasus Tamim. Citra juga belum mau mengungkapkan apakah pihak keluarga akan menyewa kuasa hukum untuk mendampingi Tamim atau tidak.

Mengenai latar belakang Tamim dijuluki sebagai profesor, Citra tidak ingin berkomentar.

"Kalau dari keluarga ya no commnet saja ya. Kami lihat nanti perkembangannya," ujar Citra saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Perumahan Adhiloka, Tangerang, Banten, Kamis (8/6/2017).

(Baca juga: Dua Pria Ini Ditangkap Polisi karena Dianggap Hina Presiden dan Kapolri)

Menurut Citra, saat penangkapan Tamim pada Selasa lalu, petugas kepolisian memang memperlihatkan surat penangkapan.

Pihak keluarga, lanjut Citra juga belum ada yang dimintai keterangan oleh petugas kepolisian.  Melalui akun Youtube-nya, Tamim memuat video bermuatan penghinaan terhadap Presiden dan Kapolri.

Dalam salah satu videonya, Tamim menyebut bahwa Presiden Jokowi berpihak pada blok komunis. Ia juga menyatakan bahwa Tito termasuk antek Jokowi yang berpaham komunis.

Ia lantas menantang polisi untuk menangkapnya. Polisi pun menangkap Tamim di rumahnya. Dalam penangkapan itu, polisi menyita sebuah laptop.

"Disita juga sebuah HP Samsung yang terdapat akun Youtube dan video rekaman asli yang bersangkutan dengan konten SARA dan penghinaan terhadap pemerintahan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, Rabu (7/5/2017).

(Baca juga: Pria Ini Disebut Hina Presiden dan Kapolri di Facebook Sejak 2016 )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com