Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacaranya Cuti, Sandiaga Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi

Kompas.com - 20/06/2017, 15:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku enggan menghadiri pemeriksaan terkait laporan pemalsuan yang dijadwalkan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (20/6/2017) pukul 10.00 WIB.

Ia enggan memenuhi panggilan tersebut dengan alasan pengacaranya sedang cuti. Sebab, Sandiaga khawatir jika tak didampingi pengacara saat diperiksa. 

"Karena kuasa hukum saya sudah libur, cuti. Surat kuasa sudah saya tanda tangani Insya Allah nanti dijadwalkan setelah Lebaran," kata Sandiaga ditemui di Pasar Cipete Selatan, Selasa (20/6/2017).

(Baca juga: Sandiaga Berhalangan Hadir pada Pemeriksaan Kasus Penggelapan Tanah)

Sandiaga mengatakan, jika tak didampingi pengacara, ia khawatir penyidik mengajukan pertanyaan yang mengarahkan supaya ia menjadi tersangka. Sandiaga tak ingin memberi penyidik celah untuk menjeratnya.

"Sangat berbahaya karena kalau kita enggak mengerti hukum, pertanyaan enggak jelas bisa dijerat dengan manuver, kita enggak suudzon, tetapi kalau nanti ada. Sebetulnya ini kasus yang lama banget dan dicari lagi," ujar Sandiaga.

Menurut Sandiaga, dugaan pemalsuan yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya itu mengada-ada. Ia bahkan menduga ini ada hubungannya dengan persaingan dalam Pilkada DKI 2017.

"Begitu sudah kalah pilkada, enggak bisa terima, akhirnya didorong lagi, mudah-mudahan menurut saya dengan hadir kuasa hukum kita bisa petakan permasalahan, kita beri kepolisian agar tidak ada yang ditutupi dan kita tanggapi dengan serius dan kasus yang mengada-ada ini bisa jelas terang untuk polisi agar bisa mengambil keputusan," katanya.

(Baca juga: Sandiaga: "Sahur on the Road" Harus Ditertibkan)

Sandiaga dijadwalkan diperiksa sebagai saksi pada Selasa (20/6/2017) pukul 10.00 di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya terkait dugaan pemalsuan pada Maret 2017 yang dilaporkan John Nainggolan.

Sebelumnya, Sandi bersama rekannya, Andreas Tjahyadi, juga dilaporkan oleh Edward Soeryadjaya melalui Fransiska Kumalawati selaku penerima kuasa dari Edward, ke Polda Metro Jaya.

Sandi dan Andreas dilaporkan karena diduga menggelapkan uang hasil likuidasi sebuah perseroan yang sempat melibatkan mereka berdua dalam struktur kepengurusannya.

Sandi sempat membantah hal tersebut dan merasa kasus ini ditunggangi oleh kepentingan lain.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno, mengungkapkan niat menjenguk mantan gubernur Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com