Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Angkutan Umum di Jakarta Dinilai Belum Optimal

Kompas.com - 06/07/2017, 19:25 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar menilai bahwa integrasi moda angkutan umum di Jakarta belum optimal.

Iskandar menyebut banyak infrastruktur yang masih harus diperbaiki untuk mengoptimalkan integrasi tersebut.

"Misalnya untuk penderita cacat, kan masalah misalnya pintu ketutup, padahal harusnya ada lift. Itu kan berarti tidak optimal penggunaan dari infrastruktur yang ada," ujar Iskandar di Kantor DTKJ, Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2017).

(Baca juga: Ketika Jasa Transportasi "Online" Berkembang karena Dukungan Pemerintah)

Menurut Iskandar, sering kali proyek integrasi antar-moda dilakukan tanpa perencanaan yang baik.

Contohnya terjadi di kawasan Stasiun Palmerah. Ia menilai, integrasi antara kereta api dan transjakarta di sana belum optimal.

Tidak ada tempat khusus transjakarta maupun angkutan umum lainnya untuk berhenti menunggu penumpang.

"Palmerah itu integrasi antara kereta api dengan busway (transjakarta) itu enggak jalan, integrasi dengan moda lainnya seperti apa. Akibatnya, kemacetan luar biasa," kata dia.

Dalam waktu dekat, DTKJ akan mendorong perbaikan integrasi antar-moda di sekitar Stasiun Palmerah dan Stasiun Tebet terlebih dahulu.

DTKJ akan meminta audiensi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk duduk bersama menelurkan solusi.

"Kami akan bikin surat nanti kepada gubernur juga supaya di dalam planning itu keluar solusi yang benar-benar mempertimbangkan semua aspek," ucap Iskandar.

(Baca juga: Ketika Jasa Transportasi "Online" Berkembang karena Dukungan Pemerintah)

Setelah integrasi moda angkutan umum di Stasiun Palmerah dan Stasiun Tebet berjalan optimal, integrasi tersebut diharapkan bisa menjadi contoh untuk tempat-tempat lainnya.

"Kami harapkan nanti dua percontohan ini bisa jadi contoh bagaimana koneksi yang baik antarmoda tersebut," kata Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com