JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak ingin warga penerima program bedah rumah lepas tangan terhadap renovasi rumahnya. Djarot ingin warga ikut bergotong royong untuk membuat rumah mereka layak huni.
"Jadi ada gotong royong dari pemilik rumah. Tidak misalnya pemilik rumah menerima program ini ya sudah Alhamdulillah, kemudian rumah dibangun, kemudian mereka masuk, terus ongkang-ongkang semuanya sudah terpasang rapi. Mana unsur pendidikannya?" ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (7/7/2017).
(Baca juga: Warga Keluhkan Jumlah Kamar Tidur Jadi Hanya Satu Setelah Bedah Rumah)
Djarot mengatakan, program bedah rumah tidak bisa disamakan dengan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan properti. Warga menerima bantuan ini karena kondisi rumah mereka yang tidak layak.
"Ini ada unsur pemberdayaan di sini, kami bertanggung jawab untuk membantu mereka yang rumahnya sangat tidak layak dan saya lihat saya tinjau di Cilincing sangat tidak layak," ujar Djarot.
Hal ini disampaikan Djarot sebagai respons atas keluhan warga terkait program bedah rumah. Warga mengeluhkan tidak adanya pemasangan listrik untuk rumah yang dibedah.
Djarot mengatakan, program bedah rumah memang hanya meliputi perbaikan atap dan dinding. Listrik tetap menjadi tanggung jawab pemilik rumah.
"Untuk instalasi (listrik) silakan dibikin sendiri karena kami hanya membiayai baja ringannya, tidak instalasi di dalam. Ini yang perlu kita luruskan," ujar Djarot.
(Baca juga: Djarot Persilakan Peserta Bedah Rumah Adakan Sendiri Instalasi Listrik)