Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Keliling Pasar Minggu, Satpol PP Cuek dan Biarkan PKL

Kompas.com - 29/07/2013, 19:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memantau kondisi kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/7/2013) sore. Di saat yang sama, para polisi pamong praja di sana hanya melihatnya dan membiarkan pedagang kaki lima berjualan di bahu jalan.

Jokowi awalnya hendak blusukan untuk mengecek keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Minggu dan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kendati demikian, ia akhirnya hanya berkeliling Pasar Minggu tanpa turun dari mobil dinasnya.

Menerobos kemacetan Kuningan, Pancoran, dan Pejaten, Jokowi tiba di Pasar Minggu sekitar pukul 15.30. Mobil bersama rombongan pengawal dan mobil media pun memperlambat laju kendaraan setibanya di depan pasar.

Keadaan Pasar Minggu yang selama ini disebut-sebut sudah tertib dan PKL sudah mau direlokasi ternyata tidak benar. Berdasarkan pantauan Kompas.com, PKL masih berdagang di sepanjang jalan sekitar Pasar Minggu. Para pedagang itu berjualan buah-buahan, sayur-mayur, sepatu, baju, kue khas Lebaran, dan sebagainya.

Ironisnya, di sepanjang Pasar Minggu itu ada tiga mobil Satpol PP yang diparkir di beberapa tempat. Para personel Satpol PP tampak duduk di bangku mobil terbuka. Mereka seolah tidak tahu bahwa Jokowi sedang mengecek keberadaan PKL tersebut. Padahal, ada motor besar Dishub DKI yang memang digunakan untuk mengawal Jokowi.

Ketika Jokowi melintas di tempat itu, para petugas Satpol PP itu sempat melayangkan pandangan mereka ke arah Jokowi. Setelah itu, mereka kembali bercengkerama dengan personel lain dan membiarkan PKL tetap berjualan di sisi Pasar Minggu.

Seorang wartawan bertanya kepada personel Satpol PP, apakah ia mengetahui bahwa Jokowi sedang meninjau daerahnya. "Ya, tahu. Itu di depan ada Pak Jokowi," kata personel Satpol PP di Pasar Minggu, Senin (29/7/2013).

Personel Satpol PP itu kembali duduk di mobil terbuka dan bercanda dengan personel lain. PKL pun dengan leluasa berjualan barang dagangan mereka, tanpa takut ada Satpol PP yang mengawasinya.

Saat dikonfirmasi kepada Jokowi, ia mengaku akan segera mengumpulkan kepala Satpol PP bersama suku dinas Satpol PP untuk duduk bersama dan mendiskusikan permasalahan tersebut. "Ya, besok tak kumpulin satpol dan sudin-nya," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com