Adi (32), salah seorang penumpang bus transjakarta Koridor V rute Ancol-Kampung Melayu, merasakan hal tersebut. Menurutnya, naik transjakarta kini seperti naik bus reguler lainnya.
"Jadi enggak jauh beda antara naik metromini dengan transjakarta. Sama-sama berisik dan keropos. Sama-sama berdesak-desakan," kata Adi, Selasa (13/8/2013).
Pantauan Warta Kota pada bus transjakarta Koridor V, pada interior bus terdapat banyak kerusakan, seperti karpet robek, mesin pendingin udara atau AC tak lagi dingin, karet pelapis pintu lepas, dan salah satu ujung pegangan tangan lepas dari kaitannya sehingga menimbulkan bunyi selama perjalanan.
Hal serupa juga terjadi dalam bus transjakarta Koridor IV rute Pulogadung-Dukuh Atas. Selain keropos di beberapa bagian bus, ada juga bunyi derit yang sangat menganggu dan kursi-kursi penumpang pun sebagian sudah rusak.
Beberapa penumpang di dalam bus pabrikan Daewoo ini terlihat kegerahan akibat AC yang tak lagi dingin. Ironisnya, pada dinding di dalam bus, banyak coret-coretan spidol, juga pada papan petunjuk "Ruang Khusus Wanita".
Suara-suara berisik juga terjadi dalam bus-bus transjakarta Koridor VIII jurusan Harmoni-Lebak Bulus. Suara berisik yang mengganggu telinga itu muncul dari pintu dan jendela yang longgar, juga dari atap bus.
"Setiap ada jalan rusak, pasti busnya bergetar dan langsung timbul suara berisik dari pintu dan jendela. Sangat mengganggu, jadi seperti naik metromini," kata Evarisa, warga Ciputat.
Selain itu, besi pegangan penumpang banyak yang terlepas. Bahkan, plat besi tersebut tampak berkarat. Tak hanya itu, beberapa bagian bus yang terbuat dari besi, seperti pintu, juga berkarat dan keropos. Tombol darurat warna merah, yang seharusnya terdapat di masing-masing dekat pintu bus, sudah tak tampak.
Pemandangan lain adalah alat speaker dalam bus terlepas sehingga meninggalkan lubang cukup besar. Begitu juga dengan layar informasi pemberhentian halte tampak sudah tak berfungsi. Layar tersebut biasanya berisikan informasi setiap halte tempat bus berhenti. Petugas on board pun menggantikan tugas layar tersebut dengan mengumumkan setiap halte yang akan dilintasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.