"Dulu ini pasar pada ditinggalin. Kita, Mbak, biar ramai, sepi, tetap bertahan di sini," ujar Sunarto kepada Kompas.com di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2013).
Bukan hanya Sunarto yang kaget. Potih, pedagang sayuran yang ada di lantai juga terkejut kiosnya disegel.
"Tidak ada pemberitahuan, tahu-tahu disegel," kata dia.
Pedagang asal Madura itu sempat kesal ketika melihat ada PKL yang menengok kiosnya beberapa hari lalu. Bukan kepada si PKL, kekesalan itu dilontarkan kepada pengelola pasar, PD Pasar Jaya.
Wanita paruh baya yang sudah berjualan sejak 1978, dari sejak ada terminal Tanah Abang itu, mengaku sudah membayar uang muka 20 persen dari dana bangunan. Ia membayar Rp 5 juta, sisanya Rp 20 juta diangsur dalam tempo 15 tahun.
Nana Rukmana, pedagang asal Tasik, baru dua hari ini membuka kembali warungnya sejak libur Lebaran. Dua lapaknya juga kena segel tanpa pemberitahuan."Yang dua lagi untungnya enggak disegel, soalnya itu udah oper nama kan, dari pemilik lama. Dulu saya beli Rp 15 juta," kata Nana.
Pedagang di Blok G mengaku antusias dengan masuknya PKL. Artinya, ada harapan pasar menjadi semakin ramai pembeli.
Kendati demikian, mereka menyayangkan pihak pengelola pasar yang lalai melakukan sosialisasi kepada pedagang lama. Setahu mereka dari media, hanya lantai dua dan tiga yang dijadikan tempat penampungan relokasi PKL Pasar Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.