Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disangka Perayaan Ultah ke-17 Sabila Berujung Maut

Kompas.com - 22/09/2013, 21:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Supriyono (53) dan Eem Maryati (41) tak menyangka kepergian putri keduanya, Sabila Yasaroha Aslaha atau Lala, untuk merayakan ulang tahun ke 17 bersama teman anaknya pada Sabtu (21/9/2013) sekitar pukul 20.00 WIB berujung kabar duka.

Pada Minggu (22/9/2013) subuh, Sabila tewas ditabrak D (22) pengemudi Toyota Altis bernomor polisi B 1459 NBB di Senayan, Jakarta Pusat.

Ditemui di lokasi Makam Wakaf Islam Khusus Kampung Pulo Gadung, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, Minggu sore, Supriyono menuturkan awal cerita kepergian putri kedua dari tiga anaknya tersebut.

Sabtu malam, Sabila pamit kepada Ibunya untuk merayakan ulang tahun ke 17 bersama teman-temannya. Menurutnya, Sabila dijemput oleh temannya menggunakan mobil.

Ia mengaku tak pernah memiliki firasat apapun mengenai keberangkatan sang putri merayakan ulang tahun yang justru berujung maut.

"Pamit sama mamanya. Kemudian dia minta di bawain slayer, katanya buat nutup tubuh," kata Supriyono lirih.

Putrinya yang baru lulus di SMK Al Ahyar, di Cakung, Jakarta Timur ini sebenarnya berulang tahun pada tanggal 16 September 2013 kemarin. Namun, Supriyono mengatakan, karena satu dua hal perayaan ulang tahun anaknya itu ditunda sampai hari kejadian.

"Sempat minta uang sama Ibunya (sebelum berangkat), kalau tidak salah Rp 800 ribu. Ulang tahun ini dia pengen makan-makan biasa," ujar Supriyono.

Supriyono hanya mengenali Fikri Romadhoni sebagai salah satu teman putrinya itu. Nahas, Sabila yang tengah makan otak-otak di wilayah Senayan, Jakarta Pusat ini menjadi korban tertabrak dalam peristiwa kecelakaan maut tersebut.

"(Ditabrak) Lagi makan otak-otak sama temannya. Pedagang otak-otak termasuk luka juga," ujarnya.

Sabila meninggal dalam perjalanan saat hendak di tolong ke rumah sakit. Sementara Fikri yang diketahui sebagai warga Pondok Gede, Bekasi ini yang juga tertabrak dan tewas di lokasi kejadian.

Sabila meninggalkan seorang kakak bernama Lingga Ayu (22) adik bungsunya bernama Tiara Aulia (10). Almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik.

"Sifatnya baik, terlihat dari pengantar (pemakamannya ini)," ujarnya.

Harapan Supriyono yang berencana meneruskan pendidikan sang anak di bangku kuliah tak dapat terlaksana dengan kepergian putrinya tersebut. Ia meminta pelaku penabrak untuk dihukum seberat-beratnya dan meminta keluarga pelaku mendatanginya.

"Saya belum tahu siapa orangnya. Ini harapannya dihukum seberat-beratnya," ujar dia.

Peristiwa kecelakaan maut tersebut berawal ketika Toyota Altis yang dikemudikan D (22) berjalan dari arah Selatan menuju Utara. D diduga kehilangan kendali atas kendaraannya lalu menabrak sejumlah pejalan kaki yang berada di lokasi kejadian. Mobil yang dikemudikan D juga menabrak tiga kendaraan lain yakni Honda Accor B 8049 AG sedan Toyota Vios B 71 AL dan sebuah mobil Mercedez Benz B 2345 KA.

Dua pejalan kaki tewas sementara lima korban lainnya turut mengalami luka akibat peristiwa tersebut. Lima korban luka lain yakin Ruli pejalan kaki yang tertabrak dirawat di RS Pertamini, Riska Dinda Maulina pejalan kaki kini dirawat di RS Fatra IKA Slipi, Ristia Ramadan Rendika pejalan kaki yang kini dirawat di RS Fatra IKA Slipi. Sementara korban luka lain yakni Frans Yanuar Pengemudi Vios dirawat di RS Mintoharjo, Risqi Anisa penumpang mobil Vios terluka dan dirawat di RS Mintoharjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com