Sebanyak 52 bangunan di sisi utara Waduk Pluit yang dihuni sekitar 150 keluarga dan 450 jiwa ludes terbakar pada Senin (23/9/2013) malam. Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik di lantai dua sebuah rumah kontrakan milik warga. Para korban mengungsi ke lantai dasar Blok B dan Blok C Rusun Waduk Pluit, sebagian tinggal sementara di rumah tetangga dan saudara.
"Semalam kami sudah kumpulkan warga untuk membicarakan penanganan pascakebakaran. Namun, mayoritas keluarga masih bingung, belum tahu mau ke mana. Sementara kami menampung mereka di tempat pengungsian," kata Lurah Penjaringan Suranta, Kamis siang.
Agus Susanto (45), salah satu korban kebakaran, memilih bertahan di pos pengungsian bersama Saripatun (38) istrinya dan enam anaknya. "Semua perabot dan pakaian ludes terbakar, tak ada tabungan untuk bangun hunian lagi, sementara tinggal di pengungsian dulu," ujarnya.
Sejumlah penghuni area genangan Waduk Pluit menolak pindah, sebagian menuntut ganti rugi atas bangunan. Sebagian lainnya bersedia direlokasi ke rusun, tetapi mereka meminta rusun yang dekat dengan lokasi kerja dan sekolah. Mereka beberapa kali berunjuk rasa menolak pembongkaran hunian.
Akhir Agustus 2013, sedikitnya 68 bangunan yang dihuni 77 keluarga di Kampung Kebun Tebu di RT 19 RW 17 telah dirobohkan, termasuk kantor polisi Sub Sektor Pluit Timur. Lokasi itu kini dibangun menjadi jalan inspeksi dan taman kota.
Terlarang
Seperti hunian Agus, bangunan lain yang terbakar pada Senin malam berdiri di atas area genangan Waduk Pluit. Bangunan umumnya semipermanen, sebagian ditopang tiang-tiang beton dan kayu di atas perairan, dengan sebagian besar material berupa kayu dan tripleks.
Kampung Kebun Tebu menjadi salah satu lokasi permukiman yang menjadi sasaran program penataan kawasan Waduk Pluit. Penataan permukiman di sisi timur waduk ini menunggu penyelesaian pembangunan rumah susun (rusun) yang jadi tempat relokasi, antara lain delapan menara baru di Rusun Waduk Pluit.
Sebelumnya, lebih dari 1.000 keluarga yang mendirikan hunian di sisi selatan dan barat waduk, yakni di Kampung Taman Burung dan Kampung Garuda Mas, telah lebih dulu mengosongkan lahan. Mereka direlokasi ke sejumlah rusun, seperti Rusun Marunda, Buddha Tzu Chi, dan Pinus Elok.
Penataan waduk seluas 80 hektar itu dilaksanakan secara bertahap. Kini sekitar 10 hektar di sisi barat dan selatan telah bebas hunian. Menurut rencana, sisi ini akan ditanami 1.000 pohon, sekitar 4 hektar di antaranya akan dibangun instalasi pengolah limbah cair dan pengolah air laut menjadi air bersih.
Beberapa instansi pemerintah dan swasta menyumbang pohon atau sarana lain. Ada lebih dari 12 jenis pohon khas daerah pesisir yang ditanam di sekitar Waduk Pluit, antara lain pohon anggur laut, kalpataru/keben, trembesi, dan ficus daun kecil, dan jati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.