JAKARTA, KOMPAS.com
- Pita garis polisi masih melintang di taman Menara Ebony di kompleks Apartemen Kalibata City, Rabu (2/10) malam. Tak seorang anak pun berani mendekati lokasi ditemukannya mayat laki-laki tanpa identitas yang diduga meloncat dari unit apartemen milik Holly Angela Hayu (37) di lantai 9 Menara Ebony. Padahal, di sudut taman itu terdapat area untuk bermain.

Sejauh ini masih saja tersimpan teka-teki dan cerita tersendiri terkait kematian Holly. Apalagi, kematian perempuan itu juga disertai kematian misterius seorang pria.

Dalam perbincangan antara berjubel pengunjung dan beberapa pegawai kebersihan, terungkap bahwa suasana sebelum kejadian menggemparkan malam itu masih cukup ramai. "Toko-toko biasa tutup pukul 12 malam. Jadi, pas ada yang jatuh, orang segera merubung," tutur seorang petugas kebersihan.

Selain kisah tentang pertengkaran antara Holly dan pria misterius yang kemudian berbuntut kematian, warga mengatakan tidak memiliki kisah lain. Kamera pemantau hanya ada di lantai dasar sehingga situasi di semua lantai tak terpantau. Hal itu dibenarkan oleh seorang petugas keamanan. Tidak terpasang kamera pemantau di setiap lorong dan lantai apartemen itu.

Untuk pengamanan, penghuni diberi kartu akses. Tamu yang masuk memang harus melapor kepada petugas keamanan di pintu masuk dekat elevator. Namun, tamu bisa mengakses pintu masuk jika datang bersama penghuni tanpa harus melapor. Kompleks apartemen itu mudah diakses siapa saja. Apalagi tersedia mal bawah tanah.

Selain dihuni sendiri oleh para pemiliknya, apartemen Kalibata City juga disewakan. Harga sewa per hari Rp 350.000 atau Rp 4 juta per bulan. Biasanya peminat tidak segera berhubungan dengan pengelola. Petugas keamanan kerap berfungsi ganda. Mereka menjadi calo penyewaan apartemen.

Soal penyewaan unit, diakui juga oleh beberapa penghuni kompleks Kalibata City. Sebut saja Roni yang mengaku mudah menyewakan unit rusun di kompleks rusunami dan apartemen tersebut. "Bisa langsung ke sini, bisa juga lihat di internet," katanya.

Dari informasi yang beredar di kompleks permukiman vertikal itu, sewa apartemen tipe studio B seluas 21 meter persegi biasanya Rp 2,5 juta-Rp 3 juta per bulan. Tarif sewa apartemen dua kamar atau lebih Rp 2,5 juta-Rp 5 juta per bulan. Untuk unit rusun tipe studio, sewa bisa lebih murah, mulai Rp 2 juta.

Rc, tetangga apartemen Holly, mengatakan, penjaga Kalibata City diyakini sudah bekerja maksimal. Namun, jika kenal dengan penghuni atau ikut bersama penghuni, orang luar mudah masuk-keluar.

Prinsip hunian eksklusif sudah tidak jelas.... (NEL/JOS)