"Iya, belum banyak yang dagang. Gimana mau dagang, sepi gini," ujar Misna (32), pedagang yang sedang memantau keadaan lantai 1 Blok C di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2013).
Misna memiliki lapak di lantai 1 Blok C. Dia juga belum berdagang karena melihat belum banyak pembeli yang datang. Ia menunggu hingga keadaan pasar banyak pengunjung.
Teman Misna, Melia (27), sudah berjualan sejak 10 hari lalu. Setiap harinya, dia mengaku hanya mendapat Rp 4.000-Rp 35.000. Ia masih dapat menghidupi keluarganya karena suaminya juga berjualan mainan dan asesori di lantai bawah Pasar Minggu. Jika tidak, pasangan suami istri dengan seorang anak ini belum tentu bisa menjalani hidupnya di kontrakan mereka di Jalan Raya Ragunan, belakang Kantor Pos Pasar Minggu, yang harga sewanya Rp 285.000.
Saat ini, Misna yang berjualan peralatan rumah tangga kini mengandalkan berjualan di Kalibata setiap Sabtu dan Minggu. Dia berharap Blok C segera ramai pengunjung, mengingat harga sewa kontrakannya Rp 700.000 per bulannya.
Misna mengenang ketika menjadi PKL di sekitar stasiun. Setiap harinya, dia dapat mengantongi penghasilan Rp 300.000. Padahal, dia hanya berdagang dari pagi hingga pukul 13.00.
Senasib dengan Melia, Ahmadi (54), yang berjualan buku, hingga 10 hari berdagang tak kunjung laku. Malah dia membeli buku dari kawan yang berdagang di sampingnya.
Ahmadi mengaku miris melihat pedagang yang berada di lantai 1 Blok C Pasar Minggu tersebut. Andai pedagangnya penuh, kata dia, pembeli pasti datang. Menurutnya, nasib mereka dengan pedagang Blok G Tanah Abang tidak jauh berbeda.
Manajer Pasar Minggu Ruyani mengatakan, memang pedagang belum masuk semua ke lantai 1 Blok C. Padahal, mereka sudah diberi ultimatum. "Mereka belum berjualan, tapi mereka sudah membuat kios, jadi pasti mereka akan jualan hanya belum tahu kapannya," ujarnya.
Ruyani mengatakan, pedagang yang belum berjualan rata-rata memiliki kios di Stasiun Kereta Api Pasar Minggu. Pedagang yang merasa dagangannya tidak akan laku di lantai 1 Blok C lebih memilih berjualan di kiosnya di stasiun kereta. Jadi, pasar tinggal menunggu saja.
Ruyani mengaku bingung cara membuat pedagang mau berjualan di pasar tersebut. Segala fasilitas pedagang pun sudah dipenuhi. Baginya, yang terpenting pasar sudah melakukan kewajibannya, sebagai pemberi sarana berdagang, sesuai dengan perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.