Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok C Pasar Minggu Sepi Pedagang dan Pembeli

Kompas.com - 04/10/2013, 21:10 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah 10 hari sejak ultimatum PD Pasar Jaya Pasar Minggu agar para pemilik tempat lapak di lantai 1 Blok C mulai berdagang. Namun, hingga kini baru sekitar 30 pedagang yang mengisi lantai tersebut.

"Iya, belum banyak yang dagang. Gimana mau dagang, sepi gini," ujar Misna (32), pedagang yang sedang memantau keadaan lantai 1 Blok C di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2013).

Misna memiliki lapak di lantai 1 Blok C. Dia juga belum berdagang karena melihat belum banyak pembeli yang datang. Ia menunggu hingga keadaan pasar banyak pengunjung.

Teman Misna, Melia (27), sudah berjualan sejak 10 hari lalu. Setiap harinya, dia mengaku hanya mendapat Rp 4.000-Rp 35.000. Ia masih dapat menghidupi keluarganya karena suaminya juga berjualan mainan dan asesori di lantai bawah Pasar Minggu. Jika tidak, pasangan suami istri dengan seorang anak ini belum tentu bisa menjalani hidupnya di kontrakan mereka di Jalan Raya Ragunan, belakang Kantor Pos Pasar Minggu, yang harga sewanya Rp 285.000.

Saat ini, Misna yang berjualan peralatan rumah tangga kini mengandalkan berjualan di Kalibata setiap Sabtu dan Minggu. Dia berharap Blok C segera ramai pengunjung, mengingat harga sewa kontrakannya Rp 700.000 per bulannya.

Misna mengenang ketika menjadi PKL di sekitar stasiun. Setiap harinya, dia dapat mengantongi penghasilan Rp 300.000. Padahal, dia hanya berdagang dari pagi hingga pukul 13.00.

Senasib dengan Melia, Ahmadi (54), yang berjualan buku, hingga 10 hari berdagang tak kunjung laku. Malah dia membeli buku dari kawan yang berdagang di sampingnya.

Ahmadi mengaku miris melihat pedagang yang berada di lantai 1 Blok C Pasar Minggu tersebut. Andai pedagangnya penuh, kata dia, pembeli pasti datang. Menurutnya, nasib mereka dengan pedagang Blok G Tanah Abang tidak jauh berbeda.

Manajer Pasar Minggu Ruyani mengatakan, memang pedagang belum masuk semua ke lantai 1 Blok C. Padahal, mereka sudah diberi ultimatum. "Mereka belum berjualan, tapi mereka sudah membuat kios, jadi pasti mereka akan jualan hanya belum tahu kapannya," ujarnya.

Ruyani mengatakan, pedagang yang belum berjualan rata-rata memiliki kios di Stasiun Kereta Api Pasar Minggu. Pedagang yang merasa dagangannya tidak akan laku di lantai 1 Blok C lebih memilih berjualan di kiosnya di stasiun kereta. Jadi, pasar tinggal menunggu saja.

Ruyani mengaku bingung cara membuat pedagang mau berjualan di pasar tersebut. Segala fasilitas pedagang pun sudah dipenuhi. Baginya, yang terpenting pasar sudah melakukan kewajibannya, sebagai pemberi sarana berdagang, sesuai dengan perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com