Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Warga di Lahan Sengketa Ria Rio Mau Pindah, tetapi...

Kompas.com - 07/10/2013, 16:27 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian warga yang masih bertahan di sekitar Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, masih bingung menentukan sikap atas rencana relokasi warga. Mereka yang tinggal di atas lahan sengketa masih ragu untuk pindah.

Darsono (40), warga RT 07 RW 15, Kayuputih, Pulogadung, mengaku tidak banyak tahu tentang relokasi warga ke rumah susun di Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Sampai saat ini, ia masih bertahan di atas lahan sengketa seluas 2 hektar yang diklaim oleh PT Pulomas Jaya dan ahli waris Adam Malik.

"Saya kalau melihat warga yang direlokasi kayaknya pada senang. Kita sebenarnya di sekitar sini juga mau pindah, tapi kita enggak tahu harus gimana dan ke mana untuk direlokasi," kata Darsono, yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal di kawasan itu, Senin (7/10/2013).

Ia mengatakan, bukan hanya dirinya yang ingin pindah. Menurutnya, banyak warga lain yang juga menginginkan relokasi. Namun, mereka tidak mendapat informasi detail tentang relokasi warga. Sebagian besar di antaranya juga tidak memiliki dokumen administrasi lengkap, termasuk kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.

Secara terpisah, Camat Pulogadung Teguh Hendarwan membantah bila aparatnya tidak menyampaikan informasi maupun sosialisasi kepada warga tentang relokasi. Menurutnya, kepindahan 233 KK warga ke Rusun Pinus Elok menjadi bukti bahwa informasi yang disampaikan sudah jelas. Ia mengatakan, warga yang ingin mendapatkan informasi lengkap tentang relokasi dapat menghubungi aparat kecamatan maupun kelurahan setempat.

"Mengenai kelengkapan administratif, kan nanti ada RT atau RW yang kita minta untuk verifikasi," kata Teguh saat dihubungi wartawan, Senin.

Sekretaris Perusahaan PT Pulomas Jaya Nastasya Yulius mengatakan, warga yang masih berdiam di lahan sengketa dapat menghubungi aparat kecamatan maupun kelurahan untuk mengurus kepindahan. Walau tidak mendapat uang kerahiman, warga masih dapat pindah ke Rusun Pinus Elok karena masih ada 170 unit kosong di rusun itu.

"Silakan warga datang ke kecamatan atau kelurahan, berikan keterangan identitas diri selengkap-lengkapnya, apakah mereka tinggal di sana mengontrak, sewa, atau sebagainya," kata Nastasya, Senin (7/10/2013). Nastasya mengatakan, warga tidak perlu khawatir tentang keamanan mereka karena polisi siap membantu warga yang bersedia direlokasi.

Mengenai rencana revitalisasi waduk, mengacu dari kesepakatan warga yang direlokasi, warga meminta waktu selama 2 pekan. Selain itu, dari surat peringatan yang dilayangkan kepada warga pada September lalu, penertiban bangunan di lahan itu akan dilakukan pada pertengahan bulan ini.

Saat ini, sudah ada 224 KK di RW 15 Kayuputih yang menerima tambahan kompensasi dan tinggal di Rusunawa Pinus Elok. Adapun 9 KK lain, karena termasuk dalam daftar susulan, tidak menerima tambahan sebesar Rp 3 juta dari total kerahiman sebanyak Rp 4 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com