Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Kaji Pembongkaran Sekolah Kumuh

Kompas.com - 09/10/2013, 23:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang mengkaji pembongkaran sekolah yang sudah kumuh dan tua.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait alih fungsi SD Negeri 1 Duri Kepa, Jakarta Barat, yang terbengkalai menjadi peternakan hewan kurban.

Walaupun belum mendapat pelaporan atas peristiwa itu, Basuki mengakui telah menugaskan Asisten Perekonomian DKI Hasan Basri Saleh untuk mendata semua sekolah. "Kita juga akan minta PT Pembangunan Jaya untuk menganalisis sekolah mana yang bisa dibangun jadi rusunawa terpadu, sekolah modern, atau penggabungan sekolah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Menurut Basuki, sekolah-sekolah yang sudah kumuh dan rusak itu kini sedang dalam kajian untuk dibongkar, renovasi total, dan membangun gedung baru.

Ketika disinggung alasan penunjukan pada PT Pembangunan Jaya untuk mendampingi Asisten Perekonomian, justru bukan Dinas Pendidikan, Basuki menilai BUMD itu dianggap lebih tepat.  "Pembangunan Jaya itu lebih pengalaman dari sisi tata ruang dan sisi posisi, karena mereka itu pemain properti kan," kata Basuki.

Seperti diberitakan, Gedung SD Negeri 1 Duri Kepa di Jalan Duri Kepa Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, hingga saat ini kondisinya masih terbengkalai, kosong, sejak api melalap bangunan itu pada 25 Mei 2012.

Sebagian atapnya hilang, sedangkan sebagian lagi hangus. Cat tembok hijau dan kuning yang mendominasi gedung kusam itu pun sudah terkelupas. Mushala sekolah Darul Ulum pun kini telah dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan sekolah yang selamat dari kebakaran, seperti lemari, meja-kursi, sejumlah piala, piagam, dan papan tulis.

Sebanyak 215 siswa SD tersebut kini harus berpindah tempat belajar ke gedung SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa yang bersebelahan letaknya. Jika sebelumnya mereka bersekolah pada pagi hari, setelah mengungsi, mereka bersekolah pada siang hari. Karena hal tersebut, sebagian orangtua memilih memindahkan anak mereka ke sekolah lain.

Kosongnya gedung dan halaman sekolah itu dimanfaatkan penjaga sekolah Nur Ali (50) untuk menampung pedagang ternak menjelang Idul Adha. "Yang dagang masih saudara saya juga. Namanya Haji Rusdi. Dia dagangnya cuma kalau menjelang Idul Adha. Sudah dua kali Idul Adha ini dia dagang kambing di sini. Tahun ini baru buka sejak Minggu (6/10/2013)," kata warga Jalan Asem, RT 001 RW 012, Kebon Jeruk.

Rencananya, gedung sekolah baru akan direnovasi dengan dana APBD DKI tahun 2014. Pihak sekolah sudah mengajukan usulan renovasi melalui Sudin Dikdas Jakarta Barat sejak enam bulan setelah peristiwa kebakaran terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com