Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Holly, Pembunuhan Berencana yang Gagal Total

Kompas.com - 11/10/2013, 15:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pembunuhan Holly Angelia (38), di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, merupakan pembunuhan berencana yang gagal total. Ada dua fakta yang membuat rencana para pelaku berantakan, yaitu Holly sempat menelepon ibu asuhnya sebelum dia dihabisi, dan tewasnya salah satu pelaku, yaitu El Rizki Yudhistira (38) akibat jatuh dari kamar Holly di lantai sembilan.

Sejauh ini, ada empat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu S, AL, R, dan El Rizki. Polisi menahan dua orang, yaitu S dan AL. Sementara El Rizki sudah tewas dan R masih buron. Keempat pelaku merupakan satu komplotan, dengan S sebagai otaknya. S merupakan orang yang merekrut tiga pelaku lainnya.

Sejak Agustus 2013, keempatnya mulai menyewa sebuah kamar di lantai enam, Tower Ebony. Mereka menyewa selama enam bulan dengan biaya sewa sekitar Rp 21,5 Juta. Kamar ini tidak menjadi tempat tinggal tetap, tetapi semacam posko. Di sinilah para pelaku merencanakan pembunuhan terhadap Holly.

"Mereka sewa kamar di lantai enam mulai Agustus sampai enam bulan ke depan. Enggak tiap hari di sana, tapi jadi posko," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.

Selama di Kalibata City, para pelaku "mencitrakan diri" sebagai anak band. Mereka sering mondar-mandir membawa peti gitar, yang menkhaskan mereka sebagai musisi. Kegiatan tersebut dilakukan sembari mengamati kehidupan Holly.

Polisi memastikan, peti gitar dipersiapkan para pelaku untuk membawa jasad Holly, pasca-eksekusi dilaksanakan. Para pelaku yakin, seringnya membawa peti gitar membuat orang tidak curiga jika nantinya peti tersebut digunakan untuk membawa jasad Holly.

"Jadi mereka memang sering naik turun, berkeliaran di lingkungan sana dengan menenteng-nenteng peti peralatan musik. Jadi suatu saat peti tersebut mereka bawa untuk mengangkut jasad Holly, tidak ada yang curiga," jelas Rikwanto.

Waktu eksekusi, Senin (30/9/2013) malam, para pelaku diketahui bisa masuk ke dalam kamar Holly menggunakan kunci duplikat. Dua orang, yakni El Rizki dan R berperan sebagai eksekutor dan masuk ke dalam kamar Holly sambil menanti Holly pulang. Sementara S dan AL mengamati dan mengawasi kondisi lingkungan sekitar.

Pada malam naas tersebut, Holly sebelumnya sempat bertandang ke rumah ibu asuhnya di Cibubur, Jakarta Timur. Holly diketahui baru pulang ke apartemennya dalam rentang waktu pukul 22.00 hingga 23.00. Saat hendak masuk ke kamar, Holly masih terlibat percakapan telepon dengan ibu asuh itu. Percakapan telepon inilah yang di luar dugaan para pelaku.

Menurut Rikwanto, saat membuka pintu kamar, Holly mendapati ada orang asing yang kemudian langsung membekapnya. Saat itu pula sambungan telepon terputus. Hal ini menimbulkan kecurigaan ibu asuh Holly yang lalu menghubungi sanak keluarganya dan sekuriti apartemen untuk segera mengecek ke kamar Holly, apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Saat pintu digedor-gedor dari luar (oleh sekuriti), para pelaku masih di dalam kamar," ujar Rikwanto.

Dengan mempersiapkan kunci duplikat, awalnya para pelaku berharap dapat melaksanakan eksekusi dengan rapi, yakni masuk dan keluar lewat pintu depan. Namun, situasi yang dihadapi saat itu mengharuskan para pelaku kabur lewat balkon kamar Holly di lantai sembilan, yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter dari dasar tanah.

Dua orang pelaku, yakni El Rizki dan R, mengikatkan sehelai handuk yang dijadikan alat untuk bergantung turun dari lantai sembilan ke sebuah kamar di lantai delapan. Kamar di lantai delapan tersebut dalam keadaan kosong tak berpenghuni.

"Satu pelaku (R) bisa turun, satu pelaku (El Rizki) jatuh," ucap Rikwanto.

Jatuhnya El Rizki tentu saja mengacaukan rencana komplotan ini. Pada awalnya, selama berhari-hari jasad El Rizki tak berhasil diidentifikasi dan hanya dikenal sebagai Mr X. Hal itu karena tak ditemukan identitas yang tertinggal di tubuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com