Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Jokowi Tetapkan UMP DKI Rp 2,44 Juta

Kompas.com - 04/11/2013, 15:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI telah memberikan berbagai kemudahan untuk mengurangi beban hidup warga Jakarta. Hal itu mendasari keputusan Jokowi untuk menetapkan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta sebesar Rp 2,44 juta.

Jokowi mengatakan, Pemprov DKI telah menyediakan bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan serta akan menyediakan rumah murah bagi buruh. "KJS (Kartu Jakarta Sehat) sudah bisa mengurangi pengeluaran. KJP (Kartu Jakarta Pintar) juga untuk anak buruh. Kemudian, perumahan juga bisa mengurangi pengeluaran mereka. Jadi, ada hal besar kebutuhan yang kita kurangi," ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (4/11/2013) pagi.

Jokowi menyatakan, keliru bila buruh menyatakan bahwa Jakarta harus menjadi barometer kesejahteraan buruh sehingga gaji buruh di Ibu Kota harus lebih tinggi dibanding daerah lain. Ia mengatakan, setiap keputusan yang diambil tidak dapat memuaskan seluruh pihak. Ia mencontohkan, tahun lalu, dirinya mendapat protes dari pengusaha karena menaikkan UMP menjadi Rp 2,2 juta. Pada 2012, UMP DKI sebesar Rp 1,9 juta.

"Kemarin saya naikkan segitu karena ada defisit yang menumpuk sebelumnya. Tahun lalu juga kita dimaki-maki pengusaha, tahun ini kita dimaki pekerja. Semua keputusan ada risikonya," kata Jokowi.

Selama satu tahun kepemimpinan Jokowi, Pemerintah Provinsi DKI sudah menelurkan sejumlah program dengan target warga berpenghasilan rendah. Sebut saja Kartu Jakarta Sehat yang memungkinkan warga miskin berobat gratis, Kartu Jakarta Pintar yang memungkinkan warga miskin bisa bersekolah, serta rusun buruh yang dibangun di daerah Pulogebang, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com