Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Koruptor, Pengkhianat Darah dan Nyawa Pahlawan

Kompas.com - 11/11/2013, 15:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hari pahlawan yang diperingati setiap 10 November memiliki makna berarti bagi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurut dia, para pejabat dan pemimpin negara yang ada saat ini tidak akan bisa sebanding dengan pahlawan yang gugur mengorbankan darah dan nyawa mereka.

"Bagi saya, minimal kamu enggak mengkhianati perjuangan pahlawan yang sudah gugur. Caranya, enggak usah korupsi. Jadi, koruptor itu pengkhianat dan menghina nyawa pahlawan," kata Basuki, di Lapangan Monas, Jakarta, Senin (11/11/2013).

Peraih Bung Hatta Anti Corruption Awards 2013 itu mengatakan, untuk menjadi pahlawan saat ini, tidak perlu mengorbankan nyawa hingga tetes darah terakhir. Sebab, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk menyamakan para pejuang yang telah gugur dengan pemimpin yang ada sekarang.

Kemudian, bagaimana cara agar masyarakat dapat menghormati jasa-jasa para pahlawan. Menurut dia, itu dapat dilakukan dengan tidak mengkhianati nyawa yang telah dikorbankan pahlawan, yaitu dengan tidak melakukan tindak pidana korupsi.

"Itulah definisi kepahlawanan menurut saya," kata Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menuturkan, sudah sepantasnya pejabat publik tidak mencuri uang rakyat. Sebab, saat dilantik, mereka sudah berada di bawah sumpah. Justru kalau korupsi sampai terjadi, itu akan melanggar sumpah.

Saat mendapat Bung Hatta Anti Corruption Awards 2013, Basuki dinilai sebagai sosok yang bersih sejak jadi anggota DPRD hingga menjadi orang nomor dua di Ibu Kota. Tidak hanya itu, rapat-rapat kerja yang disiarkan melalui situs YouTube juga menjadi salah satu pertimbangan. Selain itu, Basuki juga dinilai tidak hanya transparan dalam anggaran daerah, tetapi juga melakukan publikasi langsung kepada publik, seperti melalui situs video YouTube.

Ia juga dinilai secara sistematis memangkas peluang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Pemprov DKI DKI. Kemudian, dengan jabatan yang kini disandangnya, apakah Basuki dapat tergoda untuk menyalahgunakan anggaran seperti pejabat-pejabat yang telah terjaring oleh KPK?

"Mudah-mudahan enggak, sampai akhir hayat," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com