JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta Jonathan Pasodung mengatakan, pembangunan 26 kampung deret masih terus berlangsung. Meski demikian, hingga kini pekerjaan itu belum rampung, bahkan setengahnya pun belum.
Jonathan mengatakan, pembangunan kampung deret terbagi menjadi dua penataan. Pertama pembangunan sarana serta prasarana umum, seperti jalan, drainase, dan ruang terbuka hijau. Penataan juga dilakukan pada desain rumah-rumah warga."Kalau pembangunan sarana prasarana umum oleh sudin, baru 15 sampai 20 persen. Kalau bantuan sosial untuk renovasi rumah-rumah warga baru sekitar 40 persenan," ujar Jonathan.
Pembangunan sarana dan prasarana umum itu terkendala oleh jalan yang sempit di tengah permukiman warga sehingga alat berat dan truk angkut sulit masuk. Untuk mengatasinya, dilakukan pekerjaan secara manual.
Mengenai renovasi rumah, kendalanya ada pada penolakan sebagian warga. Hal itu terjadi karena ada warga yang belum mendapatkan bantuan itu. Menurutnya, penolakan tersebut bisa selesai melalui komunikasi. Jonathan mengatakan, karena program kampung deret merupakan program baru, hal itu harus terus disosialisasikan kepada warga.
"Target kita, pembangunan sarana dan prasarana harus selesai bulan Desember 2013 ini. Kalau renovasi rumah-rumah melalui bansos, sambil berjalan terus. Ada sebagian yang mesti sudah jadi, ada yang belum karena mekanisme bansos itu," ujarnya.
Pemberian dana bantuan sosial (bansos) itu melalui tiga tahap. Pada tahap pertama, warga yang telah didata diberi 40 persen dari total dana bansos terencana. Setelah itu, diberikan lagi 40 persen, dan yang terakhir diberikan 20 persen. Tim pendamping dari konsultan atau Pemprov DKI akan masuk ketika bansos pertama kali diberikan.
Berikut daftar 26 lokasi di Jakarta yang akan dirombak menjadi kampung deret.