Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kombes Adek: YY Incar Kadensus dan Wakilnya Target Berikutnya

Kompas.com - 02/12/2013, 22:06 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

KOMPAS.com/ALSADAD RUDI Kombes Adex Yudiswan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penganiayaan polisi, YY, sudah merencanakan aksi selanjutnya. YY berencana menjadikan Kepala Detesemen Khusus (Densus) 88 beserta wakilnya untuk dijadikan target berikutnya.

Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan menjelaskan, ketika ditangkap YY sudah memesan beberapa barang untuk dirakitnya menjadi bom. Selain itu mereka juga sudah melakukan survei kepada korban selanjutnya.

"Secara struktur, YY sudah merencanakan untuk menjadikan Kadensus dan Wakadensus sebagai sasaran," terangnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/12/2013).

Kepada penyidik YY mengatakan, ia melakukan hal ini karena ingin membalas dan membunuh para thogut (setan), yang menurut YY ialah anggota kepolisian.

YY juga kerap melakukan survei-survei untuk jadikan polisi sebagai target berikutnya. "Dia (YY) juga punya kemampuan untuk branwashing (mencuci orak) dan menebar kebencian pada polisi," kata Adex.

Dalam melakukan brainwashing, YY menggunakan teknik seperti hipnoterapi. Ia menggunakan kata-kata yang dapat membuat orang untuk membenci polisi, sama seperti yang ia inginkan.

Saat ini YY sudah ditangkap dan diamankan di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Polisi masih memburu empat orang lainnya yang masih satu jaringan dengan YY. Mereka ialah NH, HD, ED dan DY.

Mereka adalah kelompok utama yang melakukan teror terhadap polisi. YY ditangkap di Klender, Jakarta Timur pada Kamis (21/11/2013). Saat itu YY yang menyamar menjadi sopir ditangkap ketika sedang mengantarkan majikannya.

YY melakukan penganiayaan terhadap polisi di Kecamatan Setu, Bekasi dan Kampung Pojok Salak, Desa Jonggol, Kabupaten Bogor. Selain itu ia juga menjadi aktor dalam pengeboman di Beji, Depok. Akibat perbuatannya YY diancam dengan hukuman penjara seumur hidup dan dikenakan undang-undang darurat.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com