Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa Tujuh Saksi Tabrakan KRL dan Truk

Kompas.com - 10/12/2013, 18:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Selasa (10/12/2013), polisi telah memeriksa tujuh saksi terkait dengan kecelakaan maut di pelintasan kereta api Pondok Betung, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang terjadi sehari sebelumnya. Menurut Kepala Kepolisian Sektor Pesanggrahan Komisaris Deddy Arnadi, dua orang di antaranya diamankan, yakni penjaga pintu pelintasan dan seseorang yang biasa mengatur arus kendaraan di pintu pelintasan.

"Penjaga pintu pelintasan bernama Pamuji dan orang yang biasa mengatur kendaraan di sana bernama Muhammad Sukur," kata Deddy, yang ditemui di lokasi kejadian, Selasa pagi.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menyatakan, pihaknya akan menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. "Kami akan ikut menyelidiki. Butuh waktu tiga bulan," kata Tatang.

Kecelakaan yang menewaskan tujuh orang itu terjadi saat sebuah truk tangki memuat 24 kiloliter premium terhantam badan kereta api komuter di pelintasan. Kecelakaan tersebut membuat badan truk habis terbakar dan kereta komuter terjungkal keluar dari lintasan rel.

Kereta datang dari arah Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran, sementara truk tangki yang dikemudikan Chosimin datang dari arah Depo Pertamina di Plumpang ke arah Ulujami.

PT KAI menuding bahwa kecelakaan ini bermula dari pelanggaran yang dilakukan truk tangki dengan nekat menerobos palang dan tidak sempat melintas sebelum terhantam kereta rel listrik itu.

Di sisi lain, PT Pertamina belum memastikan sopirnya melakukan pelanggaran prosedur sehingga mengalami kecelakaan. Menurut Eksternal Relation Marketing Operation Region III Pertamina Krisanti Gondokusumo, kasus kecelakaan tersebut bakal diinvestigasi secara tuntas.

"Kami belum memastikan adakah pelanggaran prosedur yang dilakukan sopir kami sampai ada investigasi lebih lanjut," katanya.

Krisanti memastikan bahwa setiap sopir tangki sudah dibekali pelatihan mengenai cara yang aman mengemudikan kendaraan pengangkut bahan bakar. Salah satunya menjaga batas kecepatan.

Pembiaran

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno berpendapat bahwa masalah mendasar dari kecelakaan di Bintaro adalah pembiaran terhadap penerobos pintu pelintasan tanpa ada sanksi tegas dari kepolisian. Dia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan program sterilisasi jalur KA di Jakarta dengan pembangunan underpass atau flyover, menutup pelintasan liar, dan penertiban bangunan di sepanjang jalur KA.

"Daripada membangun jalur kereta lingkar layang yang menghabiskan dana Rp 9 triliun, dana tersebut bisa menuntaskan sterilisasi jalur KA di Jakarta," kata Djoko. ()

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com