Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Tanah Kusir, Tak Bisa Lagi Langsung Belok ke Bintaro

Kompas.com - 23/12/2013, 08:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Berbagai langkah ditempuh agar warga dan penumpang kereta api aman. Mulai Senin (23/12) ini, arus lalu lintas di pelintasan kereta api di kawasan Bintaro Permai diberlakukan satu arah. Pengguna jalan pun diharapkan kian disiplin.

Rambu larangan sudah dipasang di pertigaan Jalan Veteran ke arah Tanah Kusir dan ke arah Bintaro Raya. Jika sebelumnya dari arah Tanah Kusir kendaraan dapat berbelok ke kanan untuk menuju Bintaro, mulai hari ini tidak diperbolehkan lagi.

Pemberlakuan sistem satu arah dilakukan pada ruas Jalan Bintaro Permai Raya dari barat menuju timur atau di segmen lintasan rel kereta api Ulujami sampai Veteran dan jalan sejajar tol Jakarta-Tangerang di depan Kampus Universitas Moestopo dari arah Jalan Veteran menuju Jalan Bintaro Raya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, Minggu, mengatakan, upaya rekayasa lalu lintas ini dilakukan untuk meminimalkan gangguan atau hambatan yang sering terjadi di pelintasan kereta api. Pristono menambahkan, dengan adanya pemberlakuan sistem satu arah, pengguna jalan yang akan menuju Pondok Betung, Pondok Aren, Pesanggrahan, dan Ulujami yang selama ini melalui Jalan Bintaro Permai diimbau melalui Jalan Kesehatan atau Jalan Ulujami Raya atau Jalan Moh Saidi Raya.

PT Kereta Api Indonesia menyambut baik pemberlakuan arus lalu lintas searah di sekitar pelintasan kereta api Bintaro Permai itu. Pemberlakuan arus lalu lintas searah di pelintasan sebidang lainnya tengah dikaji.

”Idealnya, kawasan itu memang diberlakukan searah untuk mencegah kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas,” ujar Vice President Public Relation PT Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono, di Jakarta, kemarin.

Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan akan bertindak tegas terhadap pelanggaran. Namun, untuk hari pertama pemberlakuan sistem satu arah baru akan memberikan pengertian kepada pengendara yang belum mengetahui kebijakan baru itu.

”Kami akan berjaga di lokasi sekitar pukul 06.00 untuk pemberlakuan satu arah. Kami belum bisa saklek karena ini baru hari pertama. Kami sosialisasikan dulu. Baru setelah itu kami lakukan penindakan,” katanya.

Di samping pemberlakuan satu arah, di pelintasan tempat terjadinya kecelakaan KRL dengan truk tangki Pertamina yang menewaskan tujuh orang itu juga telah dibuat marka yellow box. ”Marka ini menunjukkan area aman yang harus bebas dari antrean kendaraan saat kereta api melintas,” kata Pristono.

Sayangnya, pengguna jalan belum menaatinya.

”Bahkan, banyak pengendara masih menerobos pelintasan saat sirene telah berbunyi dan palang pintu mulai menutup,” kata Mulud, penjaga pintu pelintasan Bintaro Permai.

Minggu siang, tampak beberapa pengendara motor, juga mobil, masih mengantre di dalam pintu pelintasan saat kereta melintas. Kesadaran pengguna jalan masih sangat rendah. Mereka membahayakan nyawa mereka dan nyawa orang lain.

Mulud mengatakan, seharusnya ketika sirene berbunyi, kendaraan segera berhenti di luar pintu pelintasan. Siang itu, beberapa kali melalui pengeras suara, Mulud meminta pengendara segera menghentikan kendaraan mereka ketika sirene telah berbunyi.

Kecelakaan

Di tengah upaya meminimalkan kecelakaan di pelintasan sebidang, Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasi I Jabodetabek Sukendar Mulya mengungkapkan, pada Sabtu lalu tiga orang tewas tertabrak kereta. Fahrozy (44) dan anaknya, Eko Yulianto (13), tewas tertabrak kereta yang tengah melaju ke Stasiun Manggarai.

Sebelum tertabrak, Eko bermain di jalur KRL di Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Karena tidak bisa mendengar dan berbicara, Eko tidak mendengar sirene peringatan datangnya KRL. Mengetahui anaknya akan celaka, Fahrozy coba menyelamatkan.

Namun malang, Fahrozy tidak bisa menghindar sekaligus menyelamatkan Eko. Keduanya tertabrak dan tewas. Sabtu malam, sepulang berdagang, Titian (42), perempuan asal Singkawang, Kalimantan Barat, tewas tersambar kereta di dekat Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat.

Pengamat perkeretaapian Djoko Setijowarno pernah menyarankan pembangunan rel layang atau rel dalam tanah. Jalur yang tidak steril kerap diseberangi oleh orang yang jika tidak waspada sewaktu-waktu berpotensi tertabrak kereta. (FRO/BRO/CHE/JOS/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com