Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusakan Kamera dengan Perkosaan Tidak Sebanding

Kompas.com - 09/01/2014, 07:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penetapan tersangka untuk Ans, korban perkosaan Ck, tidak sebanding dengan perusakan kamera Ck oleh Ans. Polisi diminta untuk mengedepankan perkara utama, yakni pemerkosaan.

"Tidak sama dengan bentuk kerugian yang diterima korban perkosaan. Di situ ada harga diri dan sebuah kerugian yang tidak bisa dipulihkan dengan cepat," kata Staf Divisi Advokasi Kontras, Sinung Karto, di kantor Kontras, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Sinung menyatakan, polisi seharusnya memeriksa sebab akibat sampai tindakan perusakan itu dilakukan. Dia mempertanyakan, apakah hal itu telah dilakukan lebih dulu oleh polisi, sebelum menetapkan Ans sebagai tersangka dalam kasus perusakan kamera.

Selain itu, upaya melaporkan balik oleh Ck dinilai hanya untuk memberikan pengaruh psikologis terhadap keluarga Ans. "Agar tidak meneruskan laporan perkosaan. Dia diberikan shock therapy yang intinya membuat resah keluarga korban agar tidak lapor atau mencabut laporan," ujar Sinung.

Kontras juga akan menanyakan prosedur operasi standar penangguhan penahanan Ck yang dikabulkan oleh polisi. Ada beberapa hal yang jadi unsur penangguhan penahanan, misalnya, tidak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti, tersangka bersikap kooperatif, dan juga keluarga menjadi jaminan.

Paman Ans, Afan, mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan juga Kontras untuk mendampingi kasus yang menimpa keponakannya.

"Kami butuh perlindungan untuk hal itu," ujar Afan.

Komisioner LPSK Edwin Partogi menyatakan, perlindungan yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan korban. Edwin menyatakan, kasus itu memunculkan pertanyaan tentang obyektivitas kinerja aparat penegak hukum.

"Karena itu, tindakan hukum harus diambil terhadap pelaku. Pelaku yang tidak ditahan akan membuat korban merasa terancam," ujarnya.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar hak-hak korban terpenuhi, dan pelaku dihukum sesuai hukum (yang) berlaku," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com