Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaiki Jalan Nasional, Jokowi Pakai Anggaran Sewaktu-waktu

Kompas.com - 15/01/2014, 12:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, perbaikan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang ambles serta gorong-gorong di bawahnya menggunakan anggaran sewaktu-waktu dari Dinas Pekerjaan Umum Jakarta. "Pada dinas strategis, ada namanya anggaran sewaktu-waktu. Yang TB Simatupang, ya, pakai itu," kata Jokowi ketika meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (15/1/2014) pagi.

Ruas Jalan TB Sumatupang ambles pada saat proses pengesahan Rancangan APBD DKI 2014 masuk dalam tahap pembahasan akhir di DPRD DKI. Dengan demikian, sudah tidak mungkin lagi memasukkan dana perbaikan jalan tersebut ke dalam RAPBD yang tengah dalam pembahasan itu.

Jokowi akhirnya memutuskan untuk menggunakan dana sewaktu-waktu. Menurut Jokowi, anggaran sewaktu-waktu berbeda dari mata anggaran tak terduga. Anggaran tak terduga digunakan pada saat yang tak terduga, misalnya bencana alam. Adapun dana sewaktu-waktu adalah anggaran yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang tak terduga.

"Dana sewaktu-waktu ini, misalnya, ada jalan berlubang. Daripada nunggu tender lagi, langsung ditambal pakai anggaran ini," ujarnya.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Muhammad Sanusi, mengatakan, anggaran sewaktu-waktu yang diistilahkan dengan dana swadaya infrastruktur tersebut sebesar Rp 20 miliar per suku dinas dan Rp 300 miliar di Dinas PU. Anggaran ini memang dapat digunakan untuk keperluan pembangunan infrastruktur yang mendesak.

"Anggaran sewaktu-waktu cuma ada di Dinas PU, dinas lainnya enggak punya. Karena, kan dinas tersebut strategis dalam urusan pembangunan," ujar politikus Partai Gerindra tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan masih berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum soal perbaikan jalan tersebut. Koordinasi dengan kementerian dilakukan karena jalan tersebut berada di bawah wewenang pemerintah pusat. Manggas belum dapat memprediksi berapa anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan tersebut.

Begitu mengetahui bahwa ruas jalan di seberang utara Gedung Nestle ambles hingga 50 cm, Senin (13/1/2014) malam, Jokowi langsung meninjau kondisi jalan itu pada Selasa keesokan harinya. Jokowi juga memerintahkan perbaikan jalan tersebut meskipun wewenang pemeliharaan berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum. Jokowi juga menginginkan perbaikan gorong-gorong dan peninggian ruas jalan tersebut.

Puing-puing reruntuhan jalan menutupi gorong-gorong di bawah jalan. Aliran air dari permukiman di Kebagusan pun tidak dapat mengalir ke Kali Baru. Air meluap di jalan serta menutup arus lalu lintas.

Kini kendaraan dari Pasar Rebo menuju Pondok Indah dialihkan melalui Tol TB Simatupang dan jalan permukiman akibat banjir di jalan. Adapun kendaraan yang melintas di sisi seberang hanya diberlakukan satu lajur kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com