TANGERANG, KOMPAS.com — Para tetangga Panti Asuhan Samuel di perumahan Summarecon Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, menyayangkan kurangnya pengawasan terhadap anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti tersebut. Hal itu dinilai membahayakan keselamatan anak-anak tersebut.
Leli menuturkan, hampir semua anak, terutama yang masih kecil, berlarian keluar panti pada waktu berbeda-beda. Ada yang dari pagi, siang, bahkan malam hari masih ada yang bermain di luar. Mereka bermain tanpa ada yang mengawasi.
Warga lain, Endang (42), merasakan ada kejanggalan pada panti asuhan tersebut. Menurutnya, sama sekali tidak ada pemberitahuan mengenai izin pembangunan panti asuhan di dalam kompleks perumahan itu. "Kami baru tahu itu panti asuhan pas keluar lihat ada banyak anak-anak," ujar Endang.
Dia mengatakan, papan nama panti asuhan tersebut tidak dipasang sejak awal berdirinya. Warga baru mengetahui ada panti asuhan setelah ada plang nama The Samuel's Home.
Blangko kosong
Beberapa warga, termasuk Leli dan Endang, sempat mendapatkan surat selebaran atau blangko sebelum Panti Asuhan Samuel di kompleks tersebut beroperasi. Dalam blangko itu, tidak ada tulisan sama sekali alias kosong. Saat itu, satpam kompleks tersebut meminta tanda tangan Leli tanpa penyampaian informasi tentang tujuan penandatanganan blangko tersebut. "Ya bodohnya saya, ditandatangani juga, padahal enggak tahu buat apa," kata Leli.
Pada akhirnya, warga mengetahui bahwa tanda tangan tersebut sebagai bentuk persetujuan warga terhadap Panti Asuhan Samuel yang bertempat di dalam kompleks. Leli dan Endang mengatakan, tidak semua warga di sana dimintai tanda tangan.
Secara terpisah, Abin, petugas keamanan Sektor 6 Summarecon Gading Serpong, mengatakan bahwa pernah ada blangko kosong untuk tanda tangan warga. Menurutnya, sebelum panti asuhan itu ditempati, sudah ada permohonan izin dari panti asuhan itu kepada Ketua RT 09. Pemberian izin diserahkan kepada warga setempat dengan menyerahkan bentuk persetujuan.
Meskipun sudah ada izin panti, beberapa warga Sektor 6 menyayangkan tidak adanya pengawasan terhadap 35 anak di panti asuhan tersebut. Banyak anak yang bermain tanpa pengawasan, bahkan sampai ada yang naik ke atap rumah tingkat 2 panti asuhan tersebut. "Panti asuhan itu saya bilang belum layak, enggak safe," kata Endang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.