Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kompas.com - 15/06/2024, 18:21 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Kakak mendiang Akseyna Ahad Dori, Arfilla Ahad Dori mengatakan ada beberapa informasi yang dulu sudah didapatkan penyidik, belum diterima oleh penyidik yang sekarang.

Hal tersebut berdasarkan hasil pertemuan keluarga, BEM UI, dan Polres Metro Depok terkait kasus kematian Akseyna.

“Malah saya merasa ada beberapa info yang dulu sudah didapatkan tim penyidik, tapi penyidik sekarang belum ter-update,” kata Arfilla saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

“Itu sudah saya sampaikan juga ke polisi, bahwa proses handover informasi dari tim sebelumnya ke tim yang sekarang harus detail dan jelas supaya enggak banyak info yang miss,” lanjut dia.

Baca juga: SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Dalam pertemuan tersebut, pihak keluarga juga memberikan beberapa catatan ke polisi mengenai informasi kematian Akseyna yang tersebar di media sosial.

“Supaya diperhatikan juga, karena polisi belum mendalami info-info dari medsos. Jadi kami keluarga juga compile info yang kami punya dan kami sampaikan ke polisi,” ungkap dia.

Walau begitu, Arfilla memastikan bahwa penyidikan berprogress maju dan berkesinambungan, bukan mengulang dari awal karena pergantian tim anggota penyidik.

Adapun polisi menerbitkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) kedua terkait kematian Akseyna, Selasa (11/6/2024).

Keluarga menerima SP2HP bernomor B/3312/VI/RES 1.7/2024/RESKRIM itu pada Jumat (14/6/2024).

Baca juga: Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Dalam SP2HP yang diunggah akun Instagram @peduliqkseynaui, polisi menyampaikan bahwa kasus kematian Akseyna ditangani oleh Unit Krimum Sat Reskrim Polres Metro Depok.

Upaya tindak lanjut atas perkara ini berupa konsolidasi atau gelar perkara dengan penyidik lama yang ada di Polres Metro Depok.

Kedua, penyidik mengundang dan berkoordinasi dengan Team Aksi Forensik pada 24 Mei 2024. Hasil koordinasi agar penyidik melakukan permohonan kepada Team Aksi Forensik guna melakukan pemeriksaan (assessment) kepada saksi-saki.

Ketiga, penyidik melakukan audiensi di ruang rapat 101 Pusgiwa UI Depok dengan pihak Rektor UI dan BEM UI pada 3 Juni 2024.

Baca juga: Untuk Kedua Kalinya, Keluarga Akseyna Terima Surat Perkembangan Hasil Penyelidikan dari Polisi

Kompas.com telah menghubungi Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana dan Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Suardi Jumaing untuk bertanya soal SP2HP kedua ini.

Kendati demikian, hingga berita ini terbit, belum ada respons.

Sebagai informasi, Akseyna Ahad Dori yang merupakan mahasiswa Biologi UI ditemukan tewas mengambang pada Kamis (26/3/2015) di Danau Kenanga, Kampus UI.

Kasus kematiannya sempat diduga sebagai kasus bunuh diri sebab barang bukti berupa surat tulisan tangan disebutkan sebagai tulisan korban.

Akan tetapi, beberapa temuan seperti hasil visum lebam pada tubuh korban dan analisis tulisan tangan pada surat yang menunjukkan itu ditulis dua orang, mengarahkan bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com