Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Kompas.com - 15/06/2024, 15:11 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Rusmiyati (60) meninggal dunia pada Sabtu (8/6/2024).

Rusmiyati meninggal dalam kebakaran yang terjadi di gubuk reyotnya di RT 02/RW 07, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu malam sekitar pukul 21.34 WIB.

Kronologi

Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jaksel Agus Guritno Gunawan mengatakan, gubuk berdinding triplek dan beratapkan seng milik Rusmiyati terbakar diduga karena terkena api yang berasal dari lilin yang ia hidupkan.

Baca juga: Kebakaran Rumah Bedeng di Pejaten Jaksel, 1 Orang Tewas

"Kronologinya bermula dari seorang warga bernama Rose (60) yang sedang tidur seorang diri menyalakan lilin sebagai penerangan," kata Agus dikutip dari keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu.

"Tanpa disadari, lilin terjatuh dan menyambar barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya," sambung dia.

Kemudian, petugas dari Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Selatan langsung mengerahkan 5 unit mobil pemadam dengan 17 personel untuk memadamkan gubuk Rusmiyati.

Menurut Agus, api baru berhasil dipadamkan kurang lebih selama 22 menit.

"Untuk proses pemadaman api dimulai pukul 21.45 WIB, lalu pemadaman selesai sekitar pukul 22.12 WIB," ujar dia.

Setelah api berhasil dipadamkan, Rusmiyati ditemukan tewas dalam kondisi terbakar.

Sebatang kara

Baca juga: Korban Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat adalah Lansia Sebatang Kara

Ketua RT setempat, Marzuki, mengatakan bahwa Rusmiyati merupakan lansia yang hidup sebatang kara.

“Sebatang kara,” kata Marzuki saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Sabtu (15/6/2024).

Sebelum tinggal di gubuk reyot berukuran 2 x 1,5 meter itu, Rusmiyati hidup bersama sang suami di salah satu kontrakan yang ada di wilayah RT 02/RW 07 Kelurahan Pejaten Barat.

Kemudian, suami Rusmiyati meninggal dunia sampai akhirnya ia pindah ke sebuah gubuk dan tinggal seorang diri dengan bekerja sebagai kuli cuci pakaian di rumah tetangganya.

“Tahun berapa ya (suaminya meninggal), enggak tahu persis juga, sudah lama banget, waktu anak saya masih kecil. Sekarang saja anak saya sudah 30 tahunan,” ujar Marzuki.

Marzuki juga tidak mengetahui secara pasti sejak kapan Rusmiyati tinggal di gubuk tersebut. Hanya saja, hal ini terjadi sebelum Marzuki menjabat sebagai ketua RT setempat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com