Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta PT JM Tidak Persulit Pembayaran Tiang Monorel

Kompas.com - 26/02/2014, 09:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai bahwa nilai utang yang benar soal sengketa tiang monorel antara PT Adhi Karya dengan PT Jakarta Monorel (JM), adalah yang sesuai dengan rekomendasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yakni Rp 193,662 miliar. Oleh sebab itu, Jokowi meminta PT JM segera melunasi utang tersebut.

"Mestinya yang benar yang BUMN (PT Adhi Karya). Saya ini mengikuti BPKP loh. Jangan dibuat sulitlah," ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Jokowi mengaku enggan mencampuri sengketa tiang monorel antara PT JM dengan PT Adhi Karya. Dia hanya berharap persoalan tiang monorel segera dirampungkan kedua pihak. Jokowi mengaku hanya mau masuk ke dalam persoalan tersebut jika dibutuhkan dan sudah mengganggu kepentingan rakyat saja.

"Itu urusan B to B-lah (bussines to bussines). Saya enggak mau ikut urusan gitu. Nanti dibilang saya intervensi lagi," ujar Jokowi.

Sekadar latar belakang, PT JM memulai proyek monorel pada 2004 silam. PT JM menggandeng kontraktor PT Adhi Karya untuk pembangunan transportasi massal itu. Namun, setelah PT Adhi Karya membangun 90 tiang monorel sepanjang Kuningan-Senayan, PT JM kehabisan pendanaan sehingga PT Adhi Karya tidak lagi digaji. Monorel itu resmi mangkrak pada tahun 2007.

Selanjutnya, PT Adhi Karya merasa memiliki 90 tiang monorel karena pihaknyalah yang membuatnya. PT JM juga ngotot sebagai pemilik tiang-tiang itu. Sengketa hingga ke Pengadilan pun bergulir. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemudian memenangkan PT Adhi Karya. PT JM diharuskan membayar uang senilai Rp 193,662 miliar kepada PT Adhi Karya sebagai ganti pembangunan tiang. Jumlah itu hasil dari rekomendasi BPKP.

Namun hingga saat ini, PT JM belum bersedia membayar utang tersebut. Alasannya, berdasarkan perhitungan dari pihaknya, jumlah utang yang harus dibayarkan yakni sebesar Rp 130 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com