Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Apa Warga Jakarta Rela Melepas Rahmat Tuhan?

Kompas.com - 28/03/2014, 05:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinilai merupakan rahmat dan anugerah dari Tuhan kepada masyarakat Ibu Kota. Mereka muncul menjanjikan perubahan untuk mewujudkan "Jakarta Baru".

Namun, baru satu setengah tahun pasangan ini bekerja di Jakarta, Jokowi sudah akan maju menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Pemilu Presiden 2014. "Keputusan sekarang ada di tangan warga Jakarta, apakah rela warga melepas rahmat Tuhan itu?" kata pengamat perkotaan Yayat Supriyatna dalam diskusi di Eatology, Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Akademisi Universitas Trisakti itu mempertanyakan ketetapan hati warga Jakarta yang melepas pemimpinnya di kala kinerjanya belum terlihat dan terealisasi. Dia berpendapat, saat Pemilu Gubernur DKI pada 2012 tak sedikit warga yang menaruh harapan besar kepada pasangan Jokowi dan Basuki untuk menuntaskan janji perubahan selama lima tahun.

Menurut Yayat, masih banyak pekerjaan rumah dan janji Jokowi yang belum terwujud. Banyak program, imbuh dia, yang sejauh ini juga baru sekadar wacana. Contohnya, sebut dia, penanggulangan kemacetan, banjir, dan penambahan moda transportasi massal.

Yayat juga berpendapat bahwa dinamika politik seperti pencalonan Jokowi ini merupakan konsekuensi dari pola pemilihan pemimpin berasal dari partai politik. Ketika nama Jokowi mencuat, ujar dia, partai politiknya pun punya hak membawa Jokowi ke tingkat yang lebih tinggi.

Meski demikian, kata Yayat, partai politik seharusnya tetap memandang aspek etika kepada masyarakat. Bagaimanapun, ujar dia, Jokowi dan Basuki adalah gubernur dan wakil gubernur pilihan masyarakat. "Memang sulit kalau sudah kepemimpinan itu diintervensi kepentingan parpol," kata Yayat.

Yayat menambahkan, Jakarta memerlukan sosok pemimpin eksekutor, serta punya keberanian dan legitimasi yang tinggi. Pemasalahan di Jakarta, kata dia, sangat besar dan multikompleks sehingga butuh ketiga prasyarat tersebut untuk mengisi posisi kepala daerahnya.

"Beban hidup di Jakarta ini semakin berat dan mahal, apalagi biaya transportasinya. Makanya, butuh pemimpin yang bersifat eksekutor untuk membuat kebijakan dengan cepat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com