Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curhat Sering Coba Dikibuli Bawahannya

Kompas.com - 05/04/2014, 09:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selama 1,5 tahun menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah sering mendapati bawahannya yang coba mengibulinya dengan sejumlah alasan yang tidak masuk akal, terutama saat mereka ketahuan melakukan penyelewengan. Bahkan, ia mengaku pernah dikibuli sampai pada hal yang terkecil, yakni pengadaan kursi kerja untuk ruangannya sendiri.

Basuki menceritakan, tak lama dilantik sebagai wakil gubernur pada Oktober 2012, dia mendapati meja kerjanya tidak memiliki kursi. Karena itu, ia lalu menanyakannya pada bagian yang biasa mengurusi pengadaan barang.

"Saya tanya, mana kursinya, kata mereka 'dibawa pulang Pak Fauzi Bowo, Pak'. Saya sebenarnya heran, masa pulang bawa kursi. Terus saya tanya ada kursi enggak? Mereka bilang belum pengadaan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (4/4/2014).

Basuki menilai, alasan anak buahnya itu sangat tidak masuk akal. Namun, meski masih dilanda rasa heran, saat itu ia mengaku enggan berdebat. Dia pun memilih "mencomot" salah satu kursi di meja rapat untuk digunakan di meja kerjanya sambil menunggu kursi baru saat masa pengadaan barang 2013 tiba.

Seiring perjalanan waktu, ia pun menjalankan aktivitas seperti biasa dengan kursi dari meja rapat tersebut, sampai-sampai ia lupa dengan janji pengadaan kursi baru pada 2013. Sampai pada akhirnya, Basuki menyadari jika dia belum memiliki kursi kerja saat jumlah pegawai magang di ruang kerjanya bertambah. Ia pun kembali mendatangi bagian pengadaan barang untuk menanyakan hal tersebut. 

"Pas anak magang bertambah banyak, saya baru ingat kalau saya dulu sudah pernah dijanjikan mau ada pengadaan kursi, ini sudah tahun 2014, berarti ada kursi pengadaan 2013 dong," ujarnya.

Basuki lalu mendapatkan kursi kerja dari bagian pengadaan barang. Namun, ia merasa kursi tersebut tidak enak digunakan. Sampai akhirnya, ia melakukan inspeksi ke sejumlah kantor-kantor di Gedung Blok K G, Balaikota Jakarta, pekan lalu, yang salah satunya  ruang kerja Sekretaris Daerah.

Di ruangan kerja Sekda, Basuki mendapati kursi kerja yang kualitasnya jauh lebih baik dibanding kursi yang ia terima. Ia lalu menyampaikan keluhannya tersebut kepada anak buahnya. Anehnya, kata dia, tak lama setelah inspeksinya ke ruang Sekda itu, kursi dengan kualitas yang sama didatangkan ke ruang kerjanya.

Dia pun sempat mempertanyakan asal kursi tersebut. Menurut penjelasan bawahannya, kursi kerja tersebut memang kursi yang diperuntukkan untuk dirinya dan Gubernur DKI Joko Widodo. Namun, Basuki tahu bahwa kursi kerja di ruangan Jokowi adalah kursi lama yang salah satu bagian kulitnya ada yang sudah sobek.

"Lagi pula, kalau ini kursi saya, terus kemarin dikemanain, dan kemarin siapa yang pakai? Mereka tidak bisa jawab. Jadi ya itu, urusan kursi saja dikerjai apa lagi urusan bus," tukas pria yang akrab disapa Ahok itu.

Seperti diberitakan, beberapa waktu belakangan ini, Basuki berulang kali menyampaikan kekesalannya kepada jajaran bawahannya, saat mengetahui bahwa proses penyerahan bus sumbangan dari pihak swasta dihambat karena keberadaan bus-bus itu melanggar Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, karena masih menggunakan bahan bakar solar.

Dia menilai, alasan tersebut tidak masuk akal sebab berdasarkan isi Perda tersebut, sebenarnya tidak hanya transjakarta saja yang wajib menggunakan bahan bakar gas, tetapi juga semua kendaraan dinas dan kendaraan operasional Pemprov DKI, kendaraan dinas anggota DPRD DKI, dan semua angkutan umum lainnya.

"Sekarang coba lihat, kendaraan dinas pejabat-pejabat DKI, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur, dan anggota dewan yang terhormat, sudah pakai gas atau belum? Jadi, untuk pengadaan bus bagi warga masyarakat, mereka mewajibkan penegakan Perda. Tetapi melanggar saat kendaraannya untuk dipakai sendiri. Tidak fair namanya," keluh Basuki beberapa hari lalu.

"Bus-bus baru APTB saja boleh pakai solar, termasuk bus wisata tingkat. Jadi, kenapa bus transjakarta tidak boleh? Jadi, saya merasa ini hanya akal-akalan mereka saja supaya saat jumlah bus transjakarta tidak mencukupi dan di satu sisi tidak bisa menerima sumbangan swasta, maka akan diadakan tender. Tendernya nanti pakai bus China yang berkarat lagi," tambahnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com