Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan PAM Jaya Tidak Akuisisi Palyja

Kompas.com - 17/04/2014, 17:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua BUMD milik Pemprov DKI Jakarta berupaya mengakuisisi 100 persen saham PT PAM Lyonaise Jaya (Palyja). PD PAM Jaya mengaku tidak bisa mengakuisisi perusahaan tersebut.

Direktur Utama PD PAM Jaya Sri Widayanto Kaderi mengungkapkan alasan mengapa pengambilalihan saham Palyja dilakukan secara business to business (b to b), bukan government to business (g to b). Ia mengungkapkan, pihaknya tidak dapat ikut serta karena adanya perjanjian kerja sama (PKS) yang mengikat.

"Ada perjanjian terkait dana buyback yang cukup besar sampai Rp 3,6 triliun," kata Sri Kaderi, di Gedung Joang 45, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

PKS antara PD PAM Jaya dan Palyja berlaku selama 25 tahun, mulai dari 1997 hingga 2022. Di dalam peraturan tersebut, apabila PAM Jaya mengakuisisi saham Palyja, maka nilai akuisisinya antara Rp 3,1 triliun-Rp 3,6 triliun.

Sementara itu, jika ditangani oleh BUMD, dalam hal ini PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya, maka harga pengambilalihan saham dapat lebih murah. Sebab, harga itu tidak berdasarkan kontrak perjanjian kerja sama. Nilai akuisisi melalui BUMD sekitar Rp 2,1 triliun.
 
Proses akuisisi 51 persen saham Suez International dan 49 persen saham Astratel saat ini masih dalam tahap uji kelayakan oleh Pembangunan Jaya dan Jakpro. Kedua BUMD itu, kata Sri Kaderi, menggunakan konsultan akuisisi untuk menilai semua aspek hukum, keuangan, dan teknis Palyja.

Dia menjelaskan, awalnya saham Palyja akan dibeli oleh perusahaan asing, Manila Water. "Kami lakukan kajian dengan Manila Water, tapi tidak memenuhi persyaratan sehingga kami tolak swasembada oleh Manila Water, dan Pemprov DKI yang akan membeli sah saham Suez International," kata Sri Kaderi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Megapolitan
Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com