Saat akan kembali ke rumah dinasnya dari menunaikan ibadah shalat Jumat di masjid tersebut, Jokowi sempat menengok dagangan mereka. Jokowi kemudian berhenti di depan seorang pedagang perkakas. Gembok, gunting, racun tikus, sampai obeng digelar di atas tikar.
Pedagang bernama Madun itu tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Awalnya dia menawarkan racun tikus kepada orang nomor 1 di Jakarta itu.
"Pak, beli racun tikus saja, Pak," kata Madun kepada Jokowi.
"Racun tikus, buat apa? Di rumah saya enggak ada tikus. Hahaha," kata Jokowi yang diiringi derai tawanya.
Rayuannya ditolak Jokowi, Madun pun menawarkan barang lain, sebuah gembok. Dahi Jokowi mengernyit mendengarnya.
"Buat kunci saja, Pak. Bisa untuk gembok brankas juga, pak. Murah ini," kata Madun.
Namun, mata Jokowi justru tertuju pada sebuah gunting. Ia pun membuka kemasan gunting dan mencoba ketajaman gunting tersebut.
"Nah, kalau gunting ini tajam banget, Pak. Buat motong pohon saja bisa," kata Madun.
Mendengar itu, Jokowi lantas terkejut. "Hah, masak sih? Bisa buat potong pohon?" tanya Jokowi pada Madun seraya menggerak-gerakkan tangannya menirukan gaya gergaji pohon.
Tawa para warga yang berada di sekitar Masjid Sunda Kelapa langsung pecah mendengar percakapan mereka. "Eh.. maksudnya bisa potong daunnya, Pak," kata Madun.
Jokowi pun mengambil gunting seharga Rp 20.000. Kepada Madun dia menyerahkan selembar uang Rp 100.000. Madun berseru kegirangan karena Jokowi membayarnya lebih dari harga gunting itu.
"Alhamdulillah, yang ngasih uang ke saya calon presiden. Mudah-mudahan jadi Presiden, Pak. Tapi, Jakarta-nya jangan dibiarin banjir terus," kata Madun, yang mengontrak rumah di Manggarai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.