Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Area Khusus Wanita di Transjakarta Juga Dipakai Pria

Kompas.com - 21/04/2014, 10:22 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Transjakarta memiliki area khusus wanita, sama halnya seperti di kereta api, yaitu gerbong prioritas wanita. Sayangnya, masih ada kaum pria yang duduk di area perempuan tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Sabtu (19/4/2014) malam di Koridor I, sekitar lima pria terlihat duduk di area khusus perempuan tersebut. Mereka duduk bersama dengan empat perempuan lainnya.

Ada sekitar 25 penumpang di dalam transjakarta gandeng tersebut, yang mayoritas perempuan. Petugas yang berjaga di dalam bus tidak acuh dengan hal tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Humas PT Transjakarta Sri Ulina Pinem mengatakan, seharusnya petugas memberi teguran. Penumpang pun bisa melakukannya.

"Sanksi biasanya sanksi sosial berupa teguran langsung kepada yang bersangkutan, baik dari petugas maupun dari penumpangnya," kata Sri melalui pesan singkat, Senin (21/4/2014).

Penumpang transjakarta bernama Riska mengaku kesal dengan adanya pria di area wanita tersebut. "Kesel-lah, kan ada peraturannya tuh, tapi masih aja dilanggar. Kadang kita cewek kalau malam pulang suka takut aja. Di area sini (area khusus wanita) malah banyak cowok," ungkapnya kepada Kompas.com.

Selain itu, satu dari kelima pria yang duduk di area wanita tersebut mengatakan sah-sah saja karena kondisi area wanita sedang kosong dan bus sepi. "Loh, wajar aja lagi kalau sepi gitu. Lagian saya juga nggak macam-macam, cuma duduk aja. Sama-sama bayar juga kan," ujar penumpang yang tidak ingin disebutkan namanya itu, dengan nada tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com