Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencegahan Belum Meminimalisir Kekerasan Seksual pada Anak

Kompas.com - 22/04/2014, 07:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan, setiap tahun tren kekerasan seksual terhadap anak-anak mengalami peningkatan hingga 30 persen. Padahal, upaya pencegahan untuk meminimalisir hal tersebut sudah dilakukan KPAI bekerjasama dengan sejumlah lembaga terkait.

“Itu yang amat kami sayangkan, mengalami tren peningkatan lebih dari 30 persen. Untuk kasus kekerasan saja sudah menyedihkan mencapai level seribuan. Sedangkan kejahatan dalam pelecehan seksual sekitar 463 kasus, itu pada tahun 2012,” kata Erlinda di Mabes Polri, Senin (21/4/2014).

Untuk tahun ini, Erlinda mengatakan, setidaknya sudah terjadi 85 kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak. Jumlah tersebut juga termasuk di dalamnya kasus yang menimpa AK (6), siswa Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS) yang diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh salah satu pegawai outsourching di sekolah itu.

“Ini sangat menyedihkan dan merugikan kita. Kita menitipkan anak-anak di sekolah, tetapi justru mendapatkan perlakuan demikian,” katanya.

Erlinda menyayangkan, kasus serupa yang kerap terjadi setiap tahunnya itu. Bahkan, yang lebih miris yakni korban merupakan anak-anak usia sekolah yang seharusnya masih perlu mendapatkan perlindungan.

Untuk itu, ia meminta agar terjadi peningkatan sinergi antara KPAI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta aparat penegak hukum dalam rangka meminimalisir kejadian seperti ini.

“Kejadian kemarin di Lampung dan Cirebon, itu adalah pondok pesantren. Kasus pencabulan dan pemerkosaan yang di Cirebon ada 15 siswi yang dicabuli oleh gurunya sendiri,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com