“Berita relokasi udah dikasih tahu dari tahun 2012,” kata Emo (45), Ketua Kelompok Warga TPU Cipinang Besar, kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2014).
Emo mengatakan, mereka sempat menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Setelah itu, petugas dari Pemprov DKI Jakarta mendatangi mereka dan mengatakan akan direlokasi ke Rusun CBS.
Menurut Emo, saat itu, Basuki menjanjikan akan memberikan solusi. Namun, hingga kini, solusi tersebut belum terwujud.
Dihubungi terpisah, Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, jumlah semua kepala keluarga tak sebanding dengan jumlah unit rusun yang masih kosong. Sebab, terdapat 40 unit rusun yang kosong. Sementara itu, ada 97 kepala keluarga yang akan dipindahkan dari TPU Cipinang Besar.
Menurut Jefyodya Julyan, unit Rusun CBS yang masih kosong rencananya akan ditempati warga Kampung Pulo yang belum pindah. Oleh karenanya, pemindahan warga TPU Cipinang Besar sulit bila dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Soal berita relokasi ini, Suku Dinas Pemakaman Jakarta Timur belum koordinasi sama sekali dengan saya,” ujarnya.
Hasanah (64), yang sudah tiga tahun tinggal di TPU Cipinang Besar, mengaku keberatan jika harus dipindah ke rusun. Ia mengatakan, selain tak ada kejelasan sejak lama, warga yang sebagian bekerja sebagai pemulung tak sanggup membayar sewa rusun setiap bulan.
Menurut Hasanah, tinggal di TPU, khususnya makam Tionghoa, dirasa lebih baik karena tak perlu bayar sewa. Atap yang kuat dan sejumlah tiang kokoh penahan atap membuat warga tetap terlindung dari panasnya matahari dan guyuran hujan. Hal tersebut menurutnya menjadi alasan mengapa sejumlah warga bertahan untuk tinggal di TPU Cipinang Besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.