"Saya (dianggap) hanya akan menurunkan elektabilitas karena (saya) dari minoritas. Orang belum bisa pilih," kata Basuki saat berbincang di kantor redaksi harian Kompas, Selasa (29/4/2014). Pemikiran itu, ujar dia, ditemuinya saat hendak menjadi calon wakil gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Basuki mengatakan, pemikiran semacam itu masih banyak di kalangan petinggi-petinggi partai, bahkan dari partai berhaluan nasionalis. Menurut para petinggi itu, ujar dia, realitas menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia sekarang belum bisa menerima pemimpin dari kalangan minoritas.
"Sepengalaman saya waktu Pilkada DKI lalu, walaupun PDI-P partai nasionalis dan orang-orangnya berjiwa nasionalis, mereka masih menganggap realitasnya (mengusung pemimpin dari kalangan minoritas) tidak bisa. Mereka nasionalis, tetapi mereka selalu berpikir Ahok itu justru akan merugikan," tutur Basuki.
Basuki pun menambahkan, "Pak Hashim (Hashim Djojohadikusumo) saja di Gerindra ngomong, 'Pak Ahok, kalau saya Muslim, saya sudah jadi calon presiden'. Pak Hashim nasionalis, tetapi persepsinya mengatakan itu (pemimpin dari kalangan minoritas) tidak mungkin."
Meski demikian, Basuki mengaku berkeyakinan bahwa saat ini orang Indonesia sudah tak lagi memilih pemimpin berdasarkan latar belakang primordial. Keyakinan yang sama, menurut Basuki, juga ada pada sosok Jokowi.
"Kalau saya berpikiran seperti itu, saya tidak akan pernah jadi bupati. Saya selalu beranggapan, dicoba dong. Kenapa tidak mungkin? Saya selalu beranggapan, orang akan memilih berdasarkan rekam jejak," ucap Basuki, yang pernah menjadi Bupati Belitung Timur pada 2005-2006 itu.
"Pak Jokowi juga sama. Dia tidak khawatir (pendampingnya dari kalangan minoritas). Dia yakin, orang waras yang memilih berdasarkan rekam jejak jauh lebih banyak daripada orang yang memilih berdasarkan primordialisme," imbuh Basuki.
Pada Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012, pasangan Jokowi dan Basuki pada akhirnya diusung oleh PDI-P dan Partai Gerindra. Hasilnya, pasangan ini mengalahkan petahana Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Romli dalam putaran kedua pemilihan kepala daerah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.