Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Tipu Warga NTT dengan Pencitraan, Ini Kata Jokowi...

Kompas.com - 05/05/2014, 19:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak terlalu pusing atas komentar miring terhadap dirinya, terkait kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur di bidang peternakan sapi.

"Enggak apa-apalah, sudah biasa begitu," ujarnya seusai blusukan di Pasar Manggis, Manggarai, Jakarta Selatan, pada Senin (5/5/2014) siang.

Jokowi menegaskan, komentar miring apa pun tak akan mengubah kerja sama yang telah dijalinnya bersama Pemprov NTT. Menurut Jokowi, kerja sama bertujuan untuk meningkatkan produksi sapi yang otomatis meningkatkan pasokan sapi NTT ke DKI Jakarta.

"Kita kan menindaklanjuti persoalan krisis daging sapi yang ada di Jakarta. Memang kerja sama sangat dibutuhkan," lanjut Jokowi.

Sebelumnya diberitakan, tokoh masyarakat Kota Kupang, NTT, Viktor Lerik, menuding, kunjungan Jokowi ke Kupang pada Selasa (29/4/2014) lalu membohongi warga NTT, terutama dalam kaitannya dengan kerja sama pasokan sapi.

“Calon presiden dari PDI Perjuangan, Jokowi, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya berbohong dan menipu rakyat NTT karena sapi di NTT tidak mungkin memenuhi pasokan untuk Jakarta. Bagaimana bisa sapi yang katanya akan dipasok dari NTT ke Jakarta 823.000 ekor, padahal kenyataannya menurut data BPS Provinsi NTT itu sangat mustahil,” kata Viktor.

"Jangan menipu rakyat NTT dengan pencitraan penuh kebohongan itu karena rakyat sudah tahu semua itu hanyalah pencitraan," lanjutnya.

Jokowi mengunjungi Kupang pada Selasa (29/4/2014) lalu. Kunjungan ini terkait dengan kesepakatan bidang peternakan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk pengadaan daging sapi. Kunjungannya juga dilatarbelakangi kelangkaan dan mahalnya harga daging sapi di DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com