Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Ancol Dikenai Tarif, Sopir Taksi Demo di Pintu Masuk Utama

Kompas.com - 07/05/2014, 12:53 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan pengemudi taksi melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Rekreasi Ancol, Jakarta Utara, Rabu (7/5/2014). Unjuk rasa dilakukan terkait aturan baru mengenai retribusi tanda masuk yang dikenakan kepada pengemudi taksi yang masuk ke dalam Taman Impian Jaya Ancol.

"Kita inginkan aturan tersebut dihapus. Kami masuk Ancol bukan untuk rekreasi, tetapi untuk menjangkau pengguna jasa," ujar Gono, seorang koordinator dari Front Transportasi Jakarta (Front Jak), saat ditemui di Ancol.

Menurut Gono, aturan tersebut mulai berlaku sejak satu minggu yang lalu. Dalam aturan tersebut, setiap taksi yang masuk ke dalam kawasan wisata Ancol diwajibkan membayar retribusi tanda masuk sebesar Rp 20.000. Namun, untuk taksi dari Bluebird dan Express diperbolehkan masuk tanpa harus membayar retribusi.

Peristiwa serupa, menurut Gono, pernah terjadi di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Namun, setelah dilakukan pembicaraan, pengelola stasiun mencabut aturan pembayaran tersebut. Dikhawatirkan, kata Gono, aturan serupa akan berlaku di mal, pusat perbelanjaan, dan pusat rekreasi yang lain.

Para sopir taksi yang berunjuk rasa beranggapan, keberadaan mereka sebetulnya memberikan dampak yang positif terhadap Ancol. Dalam perannya sebagai moda transportasi umum, keberadaan taksi memudahkan wisatawan untuk menjangkau kawasan rekreasi Ancol.

Pantauan Kompas.com, kegiatan unjuk rasa mengarah pada pintu masuk utama Ancol. Mereka membawa spanduk dan karton yang bertuliskan tuntutan kepada pengelola Ancol, untuk mencabut aturan yang berlaku tersebut.

Akibatnya, untuk sementara loket di pintu masuk ditutup untuk sementara. Hingga pukul 12.30, aksi unjuk rasa masih berlangsung kondusif. Belum ada keterangan atau tanggapan yang diberikan terkait unjuk rasa tersebut oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com